Covid-19 Varian Arcturus Ditemukan di Indonesia, Kenali Asal-usul, Gejala, dan Peluang Vaksin Melindungi Anda

- 15 April 2023, 07:55 WIB
Ilustrasi Covid-19, gejala, dan asal usulnya
Ilustrasi Covid-19, gejala, dan asal usulnya /Pixabay/Daniel Roberts

BERITASUKOHARJO.com - Covid-19 sub varian Arcturus pertama kali ditemukan menyebar di India, dan saat ini sudah mulai masuk di Indonesia dengan ditemukannya 2 pasien positif. Pada 30 Maret 2023, WHO mengklasifikasinya secara resmi dengan nama XBB.1.16.

Covid-19 sub varian Arcturus ini terdeteksi di berbagai negara pada akhir Maret 2023, dan untuk asal-usulnya belum diketahui tetapi menurut Dr. Van Kerkhove diperkirakan berasal dari India. Virus ini diperkirakan lebih menular dibanding sub varian Kraken yang ditemukan pada awal tahun ini.

Semenjak sub varian Arcturus ini ditemukan, kasus Covid pada anak meningkat untuk pertama kalinya dalam enam bulan terakhir. Adapun gejala yang mereka alami seperti demam tinggi, batuk, dan menyebabkan peradangan serta gatal pada mata.

Baca Juga: DPD RI Tanggapi Skandal Rp349 T, LaNyalla Menilai Satgas Bentukan Mahfud MD Tidak Efektif, Ini Alasannya

Dikutip BeritaSukoharjo.com melalui laman The Telegraph UK, menurut penelitian sub varian Arcturus ini juga mampu menginfeksi seseorang yang sudah melakukan vaksinasi Covid-19. Memiliki penularan yang cepat tetapi gejala yang ditimbulkan lebih ringan dibandingkan varian lainnya.

Adapun untuk mengetahui informasi detail terkait dengan Covid-19 sub varian Arcturus, maka Anda harus perhatikan dengan seksama penjelasan berikut ini!

Apa itu Covid-19 sub varian Arcturus?

Sub varian Arcturus adalah virus yang telah mengalami banyak mutasi pada kode genetiknya, sehingga memiliki kemampuan penularan yang lebih tinggi di antara manusia. Virus ini diperkirakan oleh para ilmuwan bisa menghindari bagian pertahanan imun tubuh seseorang.

Baca Juga: TRENDING, Bima TikToker Tangisi Keluarganya yang Diintervensi Akibat Kritik Lampung, Warganet: Kasihan Banget

Sub varian Arcturus sudah dipisahkan dari strain Omicron. Menurut peneliti Jepang, virus ini memiliki peluang penularan 1,2 kali lipat lebih tinggi dibanding varian Kraken sebagai strain Omicron yang juga ditemukan pada awal tahun 2023 ini.

WHO terus melakukan pemantau terhadap sub varian Arcturus ini selama beberapa bulan terakhir untuk mengetahui potensi peningkatan infektivitasnya. Pada 30 Maret 2023, WHO secara resmi diberikan nama sebagai XBB.1.16.

Dimana sub varian Arcturus ini ditemukan?

Peneliti Jepang, Prof Kei Sato mengungkapkan bahwa sub varian Arcturus ini mulai muncul dan terdeteksi menyebar di berbagai negara sejak akhir Maret 2023. Namun belum jelas dari mana asal usulnya, diperkirakan dari India karena sejak 13 April 2023 dilaporkan sudah ada 10.000 kasus Covid-19 baru.

Baca Juga: Rekomendasi 8 Kuliner Oleh-Oleh Khas Kota Semarang, Dijamin Keluarga Suka untuk Mudik 2023

Apa saja gejala yang dialami pasien?

Dikutip melalui The Economics Times, gejala umum yang akan dialami oleh pasien sub varian Arcturus yaitu sakit kepala, sakit tenggorokan, batuk, pilek yang disertai dengan demam tinggi dan nyeri otot.

Beberapa penderita juga ada yang mengeluhkan sakit di sistem pencernaannya, bahkan mengakibatkan diare yang parah. Selain itu, dilaporkan juga untuk pasien anak-anak mengalami gejala peradangan pada mata sehingga terasa lengket, gatal, dan panas.

Apakah vaksin bisa melindungi saya?

Dikutip melalui laman Universitas Indonesia, Ahli Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), dr. Iwan Ariawan, MSPH., menjelaskan vaksin Covid-19 mampu menangkal sub varian Arcturus karena masih sama berasal dari strain Omicron.

Baca Juga: CUMA 3 BAHAN! Bisa Buat Permen Enting Enting Kacang Untuk Isian Toples Lebaran

Iwan menyampaikan, “Apapun variannya, kita tetap lakukan protokol kesehatan dan kejar vaksinasi lengkap. Bagi yang belum vaksin, saya anjurkan untuk segera vaksin. Selain untuk menjaga diri dari risiko gejala berat, vaksin ini juga masih gratis dari pemerintah”.

Vaksin mampu mencegah terjadinya gejala berat dan risiko kematian yang lebih kecil bagi seseorang yang terinfeksi sub varian Arcturus.***

Editor: Nurul Ripna Astuti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x