BERITASUKOHARJO.com - Salah satu syarat sah puasa dalam Islam adalah berakal sehat dan kuat secara fisik. Tidak heran jika menjelang bulan Ramadhan akan selalu ada pertanyaan tentang ibadah puasa bagi pasien dengan gangguan kesehatan mental.
Habib Erensoy, seorang professor dan ahli kejiwaan yang berada di Pusat Medis NP Etiler Universitas Üsküdar selalu mendapatkan pertanyaan tentang pengaruh puasa Ramadhan terhadap pasien dengan gangguan kesehatan mental.
Seperti yang telah dilansir oleh BeritaSukoharjo.com dari Daily Sabah, Habib Erensoy menyampaikan wejangan dan saran kepada para pasien dengan gangguan kesehatan mental yang menjalankan puasa selama bulan Ramadhan.
Erensoy menyampaikan bahwa sebelum berpuasa harus diperiksa terlebih dahulu tingkat keparahan pada kondisi gangguan mentalnya. Banyak pasien yang datang padanya untuk meminta saran agar tetap stabil dan terjaga kesehatannya selama bulan Ramadhan.
Kebanyakan dari mereka yang mengalami gangguan kesehatan mental menanyakan tentang kesanggupan mereka untuk menjalankan puasa. Mereka juga bertanya tentang jadwal pengobatan dan apa saja efek meminum obat setelah berpuasa selama sehari penuh.
Tingkat keparahan kondisi dan sifat obat juga menjadi acuan terkait diperbolehkannya puasa atau tidak pada seseorang dengan gangguan kesehatan mental. Pasien juga harus lebih cermat jika punya penyakit kronis lain seperti hipertensi, jantung, diabetes dan epilepsy.
Baca Juga: Bikin Dompet Tebel Cuma dari Buah Hampir Busuk, Ide Jualan Coklat Pisang Moist, Intip Resepnya
Erensoy juga menekankan bahwa jadwal pola tidur harus dijaga dan diperhatikan pada bulan Ramadhan. Hal itu menjadi sorotan karena regresi dan perubahan tidur yang berkepanjangan dapat memperparah gangguan penyakit mental.