Fakta Bahaya Rokok Elektrik dan Rokok Konvensional, Ini Kata Kemenkes

- 8 Juni 2022, 21:16 WIB
Rokok elektrik sama bahayanya dengan rokok konvensional. Kandungan rokok elektrik, antara lain nikotin, zat kimia, serta perasa/flavour bersifat toksik. (Foto ilustrasi: Pixabay/sarahjohnson1)
Rokok elektrik sama bahayanya dengan rokok konvensional. Kandungan rokok elektrik, antara lain nikotin, zat kimia, serta perasa/flavour bersifat toksik. (Foto ilustrasi: Pixabay/sarahjohnson1) /

Wakil Menteri Kesehatan itu juga mengatakan bahwa konsumsi rokok elektrik di kalangan remaja Indonesia berdampak pada tingginya prevalensi perokok elektrik di Indonesia.

Berdasarkan hasil survey Global Adult Tobacco Survey (GATS) tahun 2021, prevalensi perokok elektrik naik dari 0.3 persen pada tahun 2011 menjadi tiga persen pada tahun 2021.

Selain itu, prevalensi perokok remaja berusia 13 hingga 15 tahun juga meningkat sebesar 19.2 persen.

Baca Juga: Fuji Ingin Pinjam Uang Thariq Rp500 Juta, untuk Apa?

Dengan adanya temuan ini Wakil Menteri Kesehatan berharap para stakeholder serta masyarakat menghentikan konsumsi rokok, terutama di kalangan remaja.

Kebiasaan mengonsumsi rokok yang kian meningkat dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi kesehatan di masa mendatang, terutama pada kalangan remaja perokok.

''Temuan survei GATS ini diharapkan bisa menjadi sarana edukasi berbasis keluarga supaya orang mau berhenti merokok dan mau membelanjakan uangnya untuk makanan bergizi dan kegiatan bermanfaat dibandingkan membeli rokok” ujar Dante, Wakil Menteri Kesehatan.

Dilansir dari CDC, meskipun masih terbilang baru dan masih dipelajari lebih lanjut oleh para ilmuwan, rokok elektrik telah diketahui menimbulkan sejumlah bahaya untuk kesehatan.

Baca Juga: Sering Dijadikan Backsound Instagram, Berikut Lirik 'Until I Found You' oleh Stephen Sanchez dan Terjemahannya

Nikotin, zat yang terkandung dalam rokok elektrik mempunyai sejumlah efek buruk bagi tubuh, di antaranya menjadi racun bagi janin yang sedang berkembang dan merusak perkembangan otak pada pengguna remaja dan orang dewasa muda.

Halaman:

Editor: Inung R Sulistyo

Sumber: CDC Kemenkes


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x