Pada tahun 2000 kabar wingit-nya lokasi itu menjadi tersebar diberbagai penjuru daerah. Sehingga juga salah pemangku Adat dari Bali, yang bernama Pandhita Mpu Nabe Raka Darmika juga mendengarnya. Tapi Mpu Nabe ini justru bertapa beberapa hari disana.
Sebelum mengakhiri semadinya, dia mengambil sejumput tanah disekitarnya, apa yang terjadi? tanah yang ada digenggamannya itu berbau harum.
Baca Juga: Datangi Dapil saat Reses, Anggota Dewan Ini Dicurhati Warga soal Pemotongan Bansos
Beberapa hari kemudian Mpu Nabe bersama rombongan spiritualis dari Pulau Dewata itu, justru kembali dan mendatangi tanah angker dan gawat tersebut, untuk membangunnya.
Banguan itu mirip candi yang berornamen khas Pulau Bali. Selanjutnya digunakan sebagai sanggar pamujan.
Tepat tanggal 9 Desember 2007 digelar upacara ritual sesuci candhi pamujan yang dipimpin langsung oleh Mpu Nabe.
Baca Juga: Satlantas Polres Karanganyar Gelar Operasi Keselamatan Candi 2022, Ini Hasil Target di Hari Kedua
Sejak itu, lokasi itu dinamkan Candi Untarayana, sebagai tempat tirakat, semadi, dialog gaib, serta mempertajam indra keenem yang dimiliki paranormal, kaum indigo dan spiritualis.
Kendati setiap pengunjung yang datang memiliki tujuan yang berbeda–beda, namun intinya sama, mencari tuah, berdialog dengan para indigo, berkonsultasi untuk mendapat solusi dari masalah yang dihadapi. ***