Ia nampak menguraikan beberapa kain putih yang terikat di belakang kepalanya secara satu persatu tanpa berhenti meniupkan peluit.
Tiupan peluit berhenti, ia melanjutkannya dengan memainkan suling. Percakapan monolog dengan bahasa daerah pun mulai ia sampaikan?
Ia mulai menari dan terlilit dengan kain putih itu sambil menyuarakan slogan Aksi Kamisan yaitu “Jangan Diam! Lawan!”
Narator menjelaskan bahwa adegan tersebut merepresentasikan tentang kondisi demokrasi dan penegakan hak asasi manusia yang sedang sakit parah.
Tepat setelah sosok pemuda tersebut membungkuk, peserta mulai mengangkat kartu kuning yang telah disiapkan. Peluit kembali ditiupkan, baik oleh sang aktor maupun oleh beberapa peserta lain.
Berbeda dengan peserta lainnya, Sumarsih maju ke tengah sambil membawa payung dan mengangkat kartu berwarna merah dengan tinggi.
Narator menjelaskan kembali bahwa simbol kartu merah menunjukkan bahwa orang yang memiliki jejak berdarah terhadap penegakkan HAM tidak dapat memimpin negara apalagi diharapkan dapat menyelesaikan kasus HAM.
Dikutip dari akun Instagram @bangsamahardika, aksi simbolik kartu berwarna kuning dan merah merupakan simbol perlawanan yang ditujukan kepada pemerintah.