Dari utang tersebut, kolaborasi KCIC ini memutuskan bahwa Indonesia akan menanggung sebanyak 60% pinjaman dan China menanggung 40%-nya berupa kepemilikan saham.
Pada akhir bulan Februari 2023, Pemerintah Indonesia tengah melakukan negosiasi kepada China Development Bank (CDB) untuk utang sebesar 550 Juta Dolar atau Rp8 Triliun demi menutupi pembengkakan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Artinya, ketika ditotal dari pembiayaan awal sebesar 6,7 Miliar Dolar atau Rp99 Triliun ditambah dengan pembengkakan biasa 1,2 miliar Dolar atau Rp17,7 Triliun maka menjadi 7,27 Miliar Dolar atau Rp107 Triliun.
Bahkan, AA LaNyalla Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Indonesia menyebutkan bahwa dana total menjadi Rp112,5 Triliun yang awalnya hanya sekitar Rp90 Triliun.
Sebagaimana telah diketahui, Kereta Cepat Jakarta-Bandung adalah bagian program Belt and Road Initiative Pemerintah China yang memegang dana lebih dari Rp14 Kuadriliun untuk pembangunan infrastruktur di penjuru dunia.
Ketika Indonesia memutuskan untuk membangun Kereta Cepat Jakarta-Bandung, China mengajak kerja sama dan terbentuklah PT KCIC sebagai konsorsium untuk patungan antara beberapa perusahaan BUMN dengan perusahaan kereta api China.
Baca Juga: SIMAK! Jadwal Maintenance Genshin Impact dan Primogems Gratis yang Didapatkan