BERITASUKOHARJO.com - Kereta Cepat Jakarta-Bandung justru mengalami pembengkakan biaya proyek selama pembangunannya. Biaya Indonesia yang membengkak sekitar 1,2 miliar Dolar atau hampir Rp18 Triliun.
Pembengkakan tersebut menyebabkan penundaan penyelesaian Kereta Cepat Jakarta-Bandung sehingga negara berupaya dengan cara negosiasi kepada China Develpoment Bank (CDB) untuk membantu pendanaan.
Banyak pihak yang mencemaskan hal ini, terutama pembiayaan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang ditanggung Pemerintah dengan berkolaborasi bersama China.
Baca Juga: Lokasi Penukaran Uang Pecahan di Jabodetabek yang Masih Buka, Cek Informasinya di Sini!
BeritaSukoharjo.com melansir dari Asia Sentinel dan sumber lain pada 15 April 2023, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini dikerjakan oleh Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sebagaimana kerja sama antar kedua negara tersebut.
Kartika Wirjoatmodjo selaku Wakil Ketua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjelaskan bahwa pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung antara Indonesia dan China merupakan kesepakatan untuk meningkatkan beberapa asumsi perhitungan biaya.
Rencananya, pembengkakan biaya Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan ditutup dengan setoran akuitas 25% bersama pinjaman utang 75%.