Hal ini juga disampaikan oleh Presiden Jokowi ketika ia melakukan kunjungan ke Perum Bulog Pusat Distribusi Ngabeyan, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah untuk melakukan penyaluran cadangan beras.
El Nino menjadi alasan kuat untuk melakukan impor beras karena perubahan iklim tersebut dinilai bisa berdampak terhadap kebutuhan pokok masyarakat Indonesia sehingga diperlukan langkah strategis sebagai upaya antisipasi.
“Pemerintah akan tetap melakukan impor beras sebagai langkah antisipasi menghadapi El Nino. Beras impor itu untuk berjaga-jaga, sebagai cadangan strategis untuk beras pemerintah.” Tulis Jokowi dalam caption di postingan Instagram @jokowi.
Presiden Joko Widodo juga menyampaikan bahwa impor beras hingga 2 juta ton ini juga bertujuan untuk menstabilkan stok Bulog serta mencegah perubahan harga yang drastis akan kebutuhan pokok.
Arief Prasetyo selaku Kepala Badan Pangan Nasional menjelaskan bahwa impor beras pada tahap atau gelombang pertama terhitung sampai 500.000 ton pengiriman.
Hal itu karena panen padi dari lokal yang menjadi prioritas untuk suplai beras dalam negeri belum bisa mencukupi kebutuhan masyarakat.
Prasetyo menambahkan bahwa penduduk Indonesia telah mencapai 270 juta jiwa sehingga kebutuhan pokok masyarakat juga lebih banyak.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia sebagai negara Asia Tenggara telah melakukan impor kurang lebih 400.000 ton beras di tahun 2021.