2. Gejala Ringan, yaitu Pasien dengan gejala tanpa ada bukti pneumonia virus atau tanpa hipoksia, frekuensi napas 12-20 kali per menit dan saturasi oksigen >95%.
Umumnya yang muncul dari gejala ringan, seperti demam, batuk, kelelahan, kehilangan nafsu makan, napas pendek, mialgia dan nyeri tulang.
Baca Juga: Nasionalisasikan Eks Napiter ke Pangkuan NKRI, Yayasan Gema Salam Dapat Dukungan Kapolres Sukoharjo
Selanjutnya ada gejala tidak spesifik lainnya seperti, sakit tenggorokan, kongesti hidung, sakit kepala, diare, mual dan muntah, hilang penciuman (anosmia) atau hilang pengecapan (ageusia).
3. Gejala sedang dengan tanda klinis pneumonia seperti demam, batuk, sesak, napas cepat tanpa tanda pneumonia berat, dengan saturasi oksigen 93% .
4. Gejala berat dengan tanda klinis pneumonia seperti demam, batuk, sesak, napas cepat, dan ditambah satu dari: frekuensi napas >30 x/menit, distres pernapasan berat, atau saturasi oksigen <93% .
5. Kritis, yaitu pasien dengan gejala gagal nafas, komplikasi infeksi, atau kegagalan multiorgan.
"Dalam penanganan varian Omicron, rumah sakit diprioritaskan untuk pasien dengan gejala sedang, berat, kritis, dan membutuhkan oksigen," tegas Nadia.
Melihat kasus Omicron yang kian bertambah, masyarakat diminta waspada. Tetap disiplin protokol kesehatan (prokes) 5M, memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.***