BERITASUKOHARJO.com - Sebuah kutukan seorang Fir’aun bernama Tutankhamun menggemparkan dunia di awal abad ke-XX. Mungkin kamu sudah pernah membaca berita tentang kutukan Fir’aun ini.
Di awal abad ke-XX seorang arkeolog Inggris bernama Howard Carter menemukan makam Fir’aun (raja Mesir kuno) bernama Tutankhamun. Di Barat, Fir’aun atau raja itu dikenal dengan nama julukan King Tut yang terkenal karena kutukan dan hartanya.
Tidak lama setelah penemuan yang menghebohkan dunia itu, terjadi kegemparan baru. Satu per satu anggota tim penggalian kubur Fir’aun Tutankhamun mati. Timbullah desas desus bahwa kematian mereka adalah akibat dari kutukan sang Fir’aun dari Mesir kuno tersebut.
Industri film Hollywood sangat jeli melihat peluang bisnis mitos kutukan ini. Mereka lantas membuat film dengan tema kutukan Fir’aun. Ada yang berjudul Pharaoh’s Curse (Kutukan Fir’aun) yang laris manis di pasaran.
Banyak sekali buku dan artikel yang diterbitkan dengan tema kutukan Fir’aun ini karena memang tema misteri sangat menarik.
Kutukan serupa ternyata ada juga di Jawa Timur. Kutukan itu tertulis dalam sebuah prasasti di Jawa Timur.
Dikutip BeritaSukoharjo.com dari berbagai sumber, prasasti yang berisi kutukan adalah Prasasti Sangguran yang diterbitkan oleh Raja Wawa. Di manakah ditemukannya Prasasti Sangguran?
Prasasti Sangguran ditemukan di Desa Ngandat di kawasan Batu, Malang, Jawa Timur. Prasasti ini diterbitkan oleh Raja Rakai Pangkaja Dyah Wawa Sri Wijayaloka Namottungga.