Kedekatannya bersama NU tak lepas dengan kerjasamanya dengan Djamaludin Malik, seorang produser dan tokoh NU yang mendirikan PPFI pada tahun 1954. Mewakili NU, ia menjabat sebagai anggota DPR-RI periode 1966–1969.
Pada tahun 1962, Usmar Ismail mendapatkan penghargaan di bidang kebudayaan, yaitu “Widjajakusuma” dari Presiden Ir. Soekarno.
Pada tanggal 2 Januari 1971, ia meninggal dunia karena stroke. Film Ananda (1970) menjadi film terakhir yang ia sutradarai.
Meskipun ia sudah tiada, jasa-jasanya begitu berharga pada perkembangan sejarah film Indonesia. Oleh karena itulah, dia dijuluki sebagai Bapak Perfilman Nasional.
Sejak tahun 1975, nama Usmar Ismail diabadikan sebagai tempat pusat perfilman yang didirikan oleh Pemda DKI bersama masyarakat perfilman.***