10 Aji dalam Kisah Persilatan Jawa di Novel Nagasasra dan Sabuk Inten, Karya SH Mintardja

- 3 Juli 2022, 09:11 WIB
Ilustrasi. 10 aji dalam kisah persilatan Jawa di Novel Nagasasra dan Sabuk Inten.
Ilustrasi. 10 aji dalam kisah persilatan Jawa di Novel Nagasasra dan Sabuk Inten. /AgusTriyanto /Pixabay


BERITASUKOHARJO.com - Nagasasra dan Sabuk Inten adalah sebuah novel yang sangat populer terutama di kalangan masyarakat Jawa.

Setting-nya Jawa Tengah di masa kerajaan Demak, yaitu di abad ke-16. Maka buat orang Jawa setting itu membuat mereka merasa akrab.

Nagasasra dan Sabuk Inten ini saking populernya sampai mengilhami cabang seni lain seperti ketoprak misalnya.

Baca Juga: Cerita Kura-Kura Cerewet di Candi Mendut, Ada Pesan Moral yang Bisa Anda Petik

Di Jawa Tengah dan daerah istimewa Yogyakarta banyak kelompok ketoprak yang sering memainkan cerita Nagasasra dan Sabuk Inten.

Pengarangnya SH Mintardja memang piawai meracik cerita konflik antara golongan hitam dengan sejumlah pendekar yang masih berada di jalan yang lurus.

Sebagai bumbu cerita, ia menggambarkan tokoh-tokoh saktinya memiliki berbagai ilmu yang disebut aji dalam bahasa Jawa.

Apakah aji itu memang benar benar ada? Inilah misteri yang membuat banyak orang penasaran.

Baca Juga: Wajib Tahu! Berikut Syarat Hewan Kurban di Tengah Wabah Penyakit Mulut dan Kuku

Warga generasi milenial apalagi gen z mungkin sudah agak asing dengan aji. Aji itu gunanya macam-macam.

Ada aji untuk menyerang, ada aji untuk bertahan. Ada juga aji untuk berkomunikasi jarak jauh.

Dikutip BeritaSukoharjo.com melalui buku novel Nagasasra dan Sabuk Inten, inilah 10 aji yang disebutkan dalam novel Nagasasra dan Sabuk Inten dan juga populer di dunia persilatan Jawa.

Baca Juga: Simak! Inilah Jadwal Pertandingan Timnas Wanita di Piala Wanita AFF 2022

1. Aji Sasra Birawa

Ini adalah aji atau kesaktian yang dimiliki oleh sang tokoh utama dalam novel Nagasasra dan Sabuk Inten.

Mahesa Jenar atau Rangga Tohjaya adalah seorang perwira dari kesatuan Nara Manggala di tentara Demak.

Ia mewarisi ilmu ini dari gurunya Ki Ageng Pengging Sepuh. Kemudian ilmunya disempurnakan oleh Kebo Kanigoro.

Aji ini dipakai untuk menyerang. Ilmu ini bisa menghancurkan benda keras.

Baca Juga: 4 Desa Wisata di Sekitar Candi Borobudur yang Layak Dikunjungi

Banyak perguruan silat yang mengajarkan ilmu yang serupa meskipun dengan berbagai nama dan berbagai teknik.

Sudah sering mereka memeragakan pemecahan benda keras seperti balok kayu, batu bata, es, semen dll.

Biasanya mereka melatihnya dengan olah napas dan juga samadi.

Baca Juga: Berkunjung ke Seribu Candi dalam Sehari Bisa, Asal ke Candi Sewu!

2. Aji Sirep Begananda

Aji ini muncul juga dalam novel tersebut. Dalam obrolan sehari hari di kalangan masyarakat Jawa, aji ini juga sering disebutkan sebagai sirep yang artinya tidur. Jadi ilmu ini dipakai untuk menidurkan orang.

Ilmu ini adalah ilmu ofensif, atau ilmu untuk menyerang. Sebelum menyerang atau mencuri, sasaran ditidurkan dulu dengan ilmu ini. Dalam novel Nagasasra dan Sabuk Inten, aji ini dipakai oleh Pasingsingan, seorang tokoh golongan hitam.

3. Aji Lembu Sekilan

Aji ini konon dimiliki oleh Mas Karebet alias Jaka Tingkir, seorang perwira dalam pasukan Demak.

Kemudian hari, iia menjadi menantu Sultan Trenggono dan bahkan menjadi Sultan Hadiwijaya di Pajang.

Baca Juga: Misteri Keris Kyai Nagasasra dan Sabuk Inten

Aji ini adalah ilmu untuk bertahan. Orang yang memakai ilmu ini akan kebal pukulan dan bahkan senjata tajam. Aji ini juga sangat populer di kalangan masyarakat Jawa.

4. Aji Tameng Waja

Dalam novel SH Mintardja, aji ini dimiliki oleh Sultan Trenggono dari Demak. Ini adalah ilmu untuk bertahan. Tameng artinya perisai. Waja artinya baja. Jadi artinya perisai baja. Pemiliknya konon kebal pukulan dan senjata tajam.

5. Aji Lebur Seketi

Lebur artinya hancur. Seket artinya seribu atau banyak. Jadi ilmu ini adalah ilmu untuk menyerang. Sama seperti Sasra Birawa.

Baca Juga: Ratusan Keris Dipamerkan Dalam Blantikan Tosan Aji Klaten

6. Aji Alas Kobar

Alas artinya hutan. Kobar artinya terbakar. Hutan terbakar artinya semuanya. Ini adalah ilmu untuk menyerang yang dimiliki oleh Pasingsingan. Aji ini bisa melontarkan hawa panas kepada musuhnya.

7. Aji Senggara Macan

Senggara Macan artinya auman macan. Aji ini juga ilmu untuk menyerang. Konon suara pemiliknya ketika menggertak lawan bisa meruntuhkan nyali musuh sehingga musuhnya tidak berani melawan dan mudah dikalahkan.

8. Aji Welut Putih

Welut artinya belut. Jadi artinya belut putih. Sifat belut adalah licin. Jadi ini adalah ilmu untuk meloloskan diri dari kepungan atau jepitan lawan. Di kalangan masyarakat jawa ilmu ini juga populer.

Baca Juga: Sekuel Film Knives Out Akan Tayang Perdana di Toronto International Film Festival 2022

9. Aji Rog-Rog Asem.

Artinya adalah menggoyang pohon asam. Dalam novel SH Mintardja ilmu ini dimiliki oleh Mas Karebet. Ini adalah ilmu pukulan, mirip dengan Sasra Birawa. Tapi di kalangan persilatan nama ilmu ini kurang dikenal. Meskipun ilmu semacamnya banyak.

10. Panglimunan

Ini adalah ilmu untuk bertahan. Konon pemiliknya bisa hilang dari pandangan musuh musuhnya, seperti ditutupi kabut.

Di masa perang kemerdekaan banyak pejuang yang mencari dan menerapkan ilmu ini untuk lolos dari serangan musuh. Di masyarakat Jawa ilmu ini masih terkenal.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Destinasi Wisata Sejarah di Pulau Jawa dan Bali Selain Candi Borobudur

Demikianlah 10 aji yang terkenal di masyarakat Indonesia terutama di kalangan masyarakat Jawa sampai sekarang.***

Editor: Inung R Sulistyo

Sumber: Buku Nagasasra dan Sabuk Inten


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x