Mengenal Blacius Subono, Seniman Kenamaan Solo yang Meninggal Usai Pentas di Kampanye Akbar Ganjar-Mahfud

- 11 Februari 2024, 09:27 WIB
Blacius Subono, Seniman Kenamaan Solo yang Meninggal Usai Pentas di Kampanye Akbar Ganjar-Mahfud
Blacius Subono, Seniman Kenamaan Solo yang Meninggal Usai Pentas di Kampanye Akbar Ganjar-Mahfud /Instagram @pdiperjuangan

BERITASUKOHARJO.com - Kabar duka datang dari seorang seniman kenamaan Solo sekaligus purna dosen Institut Seni Indonesia (Surakarta), Blacius Subono kemarin Sabtu, 10 Februari 2024.

Kabar ini mengejutkan semua orang sebab Blacius Subono meninggal di tengah-tengah keramaian saat perhelatan kampanye akbar Ganjar-Mahfud yang digelar di Kota Solo.

Dikutip BeritaSukoharjo.com melalui siaran langsung di kanal YouTube PDI Perjuangan Blacius Subono tampak ambruk tepat di belakang Ganjar usai memerankan tokoh punakawan Semar.

Melalui akun Instagram @pdiperjuangan Ganjar menyampaikan kedukaannya atas meninggalnya Blacius Subono dan mengajak para pendukungnya untuk mendoakan Beliau.

Baca Juga: Pesawat Jet Pribadi Milik Taylor Swift Telah Dilacak, Ancaman Privasi dan Bawa ke Jalur Hukum?

“Saya Hari ini merasa terharu karena tadi salah satu aktor yang memerankan Semar, Blacius Subono hari ini dipanggil yang Maha Kuasa. Innalillahi wa inna ilaihi raajiun,” ucap Ganjar dalam acara Hajatan Rakyat di Semarang pada Sabtu, 10 Februari 2024.

“Saya mau kita semua berdoa, memohon kepada Allah agar almarhum bisa diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa,” ujarnya mengajak untuk sama-sama mendoakan mendiang Blacius Subono.

Profil Legendaris Blacius Subono

Dilansir dari laman resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta, Blacius Subono atau Bono lahir pada 3 Februari 1954 di Klaten. Beliau memiliki bakat mendalang sejak kecil yang diwarisi oleh sang Ayah.

Baca Juga: Apa yang Harus Dibawa ke TPS saat Pencoblosan Pemilu 2024? Siapkan Berkas-Berkas Penting Berikut

Bono menempuh pendidikan tinggi di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta dengan mengambil jurusan Seni Pedalangan dan program pascasarjana Penciptaan Seni minat Pewayangan Nusantara.

Hidup sedari kecil dalam lingkungan keluarga dalang serta pendidikan formal di bidang seni karawitan, telah mengembangkan keterampilan Bono dalam berbagai peran, termasuk sebagai pengrawit, dalang, penata musik, komponis, dan penulis naskah.

Sebagai seorang seniman yang berasal dari latar belakang seni tradisi, Bono berhasil memperluas cakrawala kreativitasnya dengan menggabungkan unsur-unsur budaya tradisional dan kontemporer.

Keahliannya terlihat dalam kemampuannya mengatur ulang komposisi gending-gending klasik sehingga membentuk karakteristik baru yang lebih dramatis dalam karya-karyanya.

Baca Juga: Resep Asam Pedas Ikan Patin Khas Riau, Menu Buka Puasa yang Segar dan Lezat di Musim Panas, Wajib Dicoba!

Berbagai ide kreatifnya tercermin dalam hasil karyanya, seperti menciptakan variasi baru dalam komposisi gending untuk pertunjukan Wayang Kancil, Wayang Sandosa, Wayang Wahyu, dan Wayang Multimedia.

Tak mengherankan, rekan seniman sejawatnya menyebutnya sebagai 'pengrawit edan' atas keberaniannya dalam bereksperimen dan mencipta.

Atas kiprahnya di dunia seni, Bono menerima Satya Lencana Budaya dari Lembaga Kebudayaan Jawa, Anugerah Seni dari Mendikbud RI (1996).

Mengutip dari akun LinkedIn seniman kenamaan Solo satu ini dan Instagram @isi_surakarta, Beliau adalah seorang purna dosen Program Studi Teater di ISI sejak tahun 1978 hingga akhirnya pensiun sekitar 5 tahun lalu di usia ke 65.

Baca Juga: LENGKAP! Ini Jadwal Pemilu 2024 Setelah Masa Kampanye, Masyarakat Harus Mengawal Bersama

Ucapan turut berduka cita pun disampaikan oleh Rektor dan Civitas Akademika ISI atas wafatnya Blacius Subono, Dewan Empu ISI Surakarta dalam unggahan di akun Instagram-nya.

Ucapan Belasungkawa dari Rekan Sejawat Pak Bono

Ki Mulyono Purwo Wijoyo, seorang Dalang sekaligus pendiri Sanggar Cemara menyampaikan ucapan turut berduka cita dan doa untuk kepergian beliau melalui unggahan Video pendek di kanal YouTube Sanggar Cemara pada kemarin malam.

Selain itu, salah seorang seniman, Nanang Hape mengunggah sebuah Video di akun Instagram miliknya @nanang_hape yang memainkan Sendhon Langling karya Ki Blacius Subono diiringi piano sebagai bentuk mengenang karya mendiang.

Selamat Jalan Pak Bono. Sugeng Tindak. Kurmat Humiring,” tulis Nanang Hape di caption-nya.

Baca Juga: Masih Ingat Sinetron Noktah Merah Perkawinan di Tahun 1996? Tonton Tayangan Versi Terbarunya yang Bikin Baper

Sementara itu, seorang seniman ternama Indonesia lainnya, Sudjiwo Tejo pernah membagikan pengalamannya bekerja dengan Pak Bono pada 2018 lalu.

Mengutip unggahan di akun Instagram pribadinya @president_jancukers memperlihatkan foto Sudjiwo tejo dan Pak Bono di sebuah acara.

Ki Blacius Subono di depanku ini adalah salah satu guru pedalangan ku. Udah lama banget aku tidak mendalang diiringi musik beliau yang dahsyat. Aku ingat, saat mendalang utk penutupan Hari Wayang Sedunia di ISI Solo yg diiringi musik Ki Subono ini di antara penonton ada Ki Manteb Sudarsono dan Ki Enthus Susmono,” tulisnya di caption.

Blacius Subono tutup usia di umur 70 tahun, berita dukanya yang tiba-tiba membuat banyak kesedihan banyak orang terutama keluarga, rekan seniman sejawat, murid, dan penikmat seni lainnya.

Selamat Jalan Pak Bono, karyamu akan selalu dikenang. ***

Editor: Klara Delviyana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x