UPDATE: Sultan HB X Sebut Letusan Gunung Merapi Tak akan Seperti Dulu: Sudah Berbeda, Biasanya...

- 12 Maret 2023, 13:50 WIB
Update Gunung Merapi
Update Gunung Merapi /Instagram @bpptkg.

BERITASUKOHARJO.com - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono atau HB X, menyebut Gunung Merapi tidak akan meletus seperti tahun 2010 silam.

Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini meletus, Sabtu 11 Maret 2023, siang.

Akibat letusan Gunung Merapi tersebut, sejumlah wilayah di Jawa Tengah terdampak hujan abu. Namun, menurut HB X, kali ini tidak seperti dulu.

Baca Juga: Cara Mudah dan Lengkap Daftar Mudik Gratis Kemenhub 2023 Jalur Darat, Ada 5 Kota Bisa Angkut Sepeda Motor

“Enggak akan meletus seperti dulu,” katanya, seperti dilansir BeritaSukoharjo.com dari Antaranews, Minggu, 12 Maret 2023.

Pada tahun 2010 lalu, letusan Gunung Merapi mengakibatkan 347 orang meninggal dunia. Dari catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BPNPB, korban meninggal dunia yang paling banyak berada di Sleman, yaitu 246 orang.

Kemudian di Magelang 52 orang meninggal dunia, di Klaten 29 jiwa dan di Boyolali sebanyak 10 orang.

Baca Juga: Hanya Diaduk dan Kukus 4 Kue Tradisional Paling Banyak Diburu di Bulan Ramadan 2023, Siap-Siap Untung Banyak

“Sudah berbeda, wong sudah sepuluh tahun lebih. Biasanya kan empat tahun meletus,” tuturnya.

“Yang penting ngebaki (memenuhi) yang dirusak karena ditambang, itu saja. Nanti kalau lubang-lubang itu tertutup kan berhenti sendiri," lanjutnya.

"Memang itu perlu (waktu) lama karena tidak hanya di atas, yang bawah kan juga berlubang kan gitu,” ungkapnya lagi.

“Sekarang memang harus keluar ya memang nyembur tapi kan hanya satu kilometer, dua kilometer karena yang ditambang sekitar situ."

Baca Juga: Gak Nyangka! Modal 2 Bahan Ini Jadi Kue Kering Kekinian Unik, Auto Jadi Isian Toples Lebaran Andalan Keluarga!

Sementara itu, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi atau BPPTKG, Agus Budi Santoso menjelaskan jarak luncur guguran awan panas tujuh kilometer.

“Jarak luncur ke arah abarat daya maksimal tujuh kilometer, semenetara yang kami ketahui permukiman penduduk di arah Kali Krasak sampai delapan kilometer,” kata dia.

Dikatakan letusan ini karena ada longsoran kubah lava. “Prosesnya adalah karena terjadi proses longsoran di kubah lava barat daya," tuturnya.

“Kubah lava barat daya ini menempati tempat yang miring sehingga benar-benar tidak stabil sehingga baik mendapat tekanan (suplai magma) dari dalam atau tidak ini bisa secara tiba-tiba memicu guguran, tapi aktivitas internal menunjukkan ada tekanan,” jelasnya.

Baca Juga: 2 Ide Masakan Rumahan Simpel dan Ekonomis dari Tahu yang Cocok Jadi Menu Buka Puasa atau Sahur

Sementara itu, letusan Gunung Merapi yang terjadi disampaikan oleh Balai Penyidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi atau BPPTKB melalui melalui akun Instagram resmi @bpptkg.

"Terjadi awan panas guguran di Merapi tanggal 11 Maret 2023 pukul 12.12 WIB ke arah kali bebeng atau krasak," rilis BPPTKG. 

Dalam unggahan tersebut, akun BPPTK juga menyertakan video yang diambil dari CCTV Tunggularum, Sleman, Yogyakarta.

Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya jarak 7 km dari puncak Gunung Merapi di alur Kali Bebeng dan Krasak Serta, 5 km di alur Kali Boyong.***

Editor: Nurulfitriana Ramadhani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah