Seorang pelamun maladaptive berjuang dengan perasaan ambivalen tentang hubungan mereka.
Pada satu sisi, orang dengan maladaptive daydreaming akan merasa tidak aman dalam menjalin hubungan, tetapi di sisi lain mereka mengharapkan pengertian dan kepedulian dari orang lain.
Pada penelitian lain yang dikutip pada situs Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang, melamun merupakan bentuk proyeksi mental seseorang ketika otaknya sedang istirahat untuk mencapai tujuan tertentu.
Bertentangan dengan penelitian sebelumnya, studi ini menunjukkan bahwa individu yang sedang melamun dan mengistirahkatkan otaknya memiliki korelasi dengan komponen fungsi sosio emosional, seperti kesadaran diri dan penilaian moral, serta berbagai aspek pembelajaran dan memori.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa saat otak istirahat, pada kenyataannya tidak semua berarti kemalasan.
Namun, juga menunjukkan sebagai suatu hal untuk menghasilkan wawasan dalam pentingnya refleksi dan waktu tenang untuk belajar.***