Menilik Jejak Pendidikan Mohammad Yamin, Pahlawan Founding Father Lahirnya Pancasila dan Sumpah Pemuda

18 Maret 2023, 07:35 WIB
Menilik Jejak Pendidikan Mohammad Yamin, Pahlawan Founding Father Lahirnya Pancasila dan Sumpah Pemuda /Dok: https://ikpni.or.id//

BERITASUKOHARJO.com – Mohammad Yamin salah satu tokoh founding father atas lahirnya Pancasila dan Sumpah Pemuda yang dikenal mempunyai jejak pendidikan yang luar biasa.

Mohammad Yamin adalah seorang penyair pemula soneta dalam kesusastraan Indonesia modern yang memiliki jejak pendidikan panjang sampai menjadi pahlawan founding father lahirnya Pancasila dan Sumpah Pemuda.

Lahir di Sawahlunto, Sumatera Barat pada tanggal 23 Agustus 1903, Mohammad Yamin telah mengukir namanya menjadi pahlawan dan founding father atas lahirnya Pancasila dan Sumpah Pemuda berkat jejak pendidikan di banyak tempat.

Baca Juga: Ide Menu Sarapan Akhir Pekan! Resep Muffin Putih Telur Simple, Cocok Jadi Santapan Keluarga Sambil Bersantai

Selama perjalanan jejak pendidikan dan menjadi pahlawan founding father dari lahirnya Pancasila dan Sumpah Pemuda, Mohammad Yamin menikah dengan Raden Ajeng Sundari Mertoatmadjo.

BeritaSukoharjo.com telah melansir dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa bahwa Mohammad Yamin merupakan salah satu orang yang beruntung mendapatkan pendidikan tinggi di tengah penjajahan.

Pada masa kecilnya, Mohammad Yamin mendapatkan pendidikan adat dan agama dari orang tuanya sampai tahun 1914.

Mohammad Yamin menerima pendidikan diantaranya, kursus Lembaga Pendidikan Peternakan dan Pertanian Bogor, Hollands Inlands School (HIS) Palembang, HIS di Jakarta dan Algemene Middelbare School (AMS) ‘Sekolah Menengah Umum’ di Yogya.

Baca Juga: Gak Perlu Beli Lagi, Ini Resep Egg Roll Chicken ala Hokben, Cocok dijadikan Ide Frozen Food untuk Sahur

Mohammad Yamin masuk menjadi murid AMS setelah 5 tahun menyelesaikan sekolahnya yang di Bogor.

Tujuan pendidikan Mohammad Yamin di AMS Yogya adalah untuk mempersiapkan diri untuk belajar di Kesusastraan Timur Leiden.

Hebatnya, hanya dalam waktu tiga tahun Mohammad Yamin berhasil mempelajari Bahasa Yunani, Bahasa Latin, Bahasa Kawi dan sejarah purbakala. Prestasi ini jarang dicapai oleh manusia orang kebanyakan.

Ketika mempelajari Bahasa Yunani, Mohammad Yamin banyak dibantu oleh para pastor di Seminari Yogya.

Baca Juga: Minuman Segar Jus Kietna, Ide Jualan Takjil Ramadhan Menguntungkan dan Menjanjikan

Untuk pelajaran Bahasa Latin, Mohammad Yamin mendapat banyak bantuan dari Prof. H. Kraemer dan Ds. Backer sampai selesai studi di AMS, ia bersiap untuk berangkat ke Leiden.

Namun, sebuah kejadian menyedihkan terjadi tepat sebelum Mohammad Yamin berangkat ke Leiden karena ayahnya meninggal dunia.

Mohammad Yamin mendapatkan kabar dari Sawahlunto melalui telegram yang membuat impiannya untuk belajar ke Leiden harus hilang karena uang dari mendiang ayahnya hanya cukup untuk belajar selama 5 tahun di sana.

Akhirnya, Mohammad Yamin menempuh perkuliahan di Recht Hogeschool (RHS) Jakarta sampai lulus pada tahun 1932 dan mendapatkan gelar Meester in de Rechten atau Sarjana Hukum.

Baca Juga: Tahan Dulu! Ini 5 Amalan sebelum Tidur yang Diajarkan dalam Islam, Menurut Syekh Ali Jaber

Selama berkuliah di RHS, Mohammad Yamin sangat aktif dalam misi perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Ia juga kerap bergabung dan memimpin bermacam-macam organisasi yang punya visi dalam mencapai Indonesia Merdeka.

Beberapa organisasi yang diikutinya antara lain yaitu Yong Sumatramen Bond atau Organisasi Pemuda Sumatera pada tahun 1926 sampai dengan 1928.

Pada tahun 1928 tersebut, Mohammad Yamin juga masuk dalam Kongres Pemuda II untuk menyepakati penggunaan Bahasa Indonesia di tanggal 26 Oktober

Baca Juga: 13 Macam Resep Sambal Sehari-Hari Siap Menggugah Selera Makan Saat Buka Puasa, Praktis Rasanya Maknyus!

Sedangkan pada tahun 1932 hingga 1938, Mohammad Yamin bergabung dan aktif di organisasi Partindo.

Mohammad Yamin juga sempat menjabat sebagai anggota Volksraad atau Dewan Perwakilan Rakyat.

Karena kecerdasan dan jejak pendidikannya yang luar biasa, Mohammad Yamin kerap menjabat dalam pemerintahan seperti Menteri Kehakiman pada tahun 1951.

Mohammad Yamin juga sempat menjadi Menteri Pengajaran Pendidikan dan Kebudayaan sejak tahun 1953 sampai 1955.

Selain itu juga, Mohammad Yamin juga pernah menjadi Ketua Dewan Pengawas IKBN Antara pada tahun 1961 sampai 1962 dam menjadi Ketua Dewan Perancang Nasional pada tahun 1962.

Jejak pendidikan Mohammad Yamin yang luar biasa tersebut berasal dari tradisi sastra Belanda yang menjadikan ia sebagai seorang intelektual handal. Menariknya, Mohammad Yamin mampu menggabungkan konsep sastra barat dengan budaya nasionalis.***

Editor: Klara Delviyana

Tags

Terkini

Terpopuler