Azoospermia non obstruktif terjadi akibat gangguan hormon dan kelainan genetik yang membuat air mani tidak menghasilkan sperma sama sekali ketika ejakulasi.
Beberapa penyebabnya antara lain gangguan hormon, seperti hipogonadisme dan hiperprolaktinemia.
Kelainan genetik atau kromosom seperti sindrom Klinefelter, sindrom Kallmann, dan Y-chromosomal microdeletions juga bisa jadi faktor penyebabnya.
Baca Juga: Tipe-Tipe Ibu dalam Mengelola Keuangan dan Jenis Investasi yang Cocok, Anda Termasuk yang Mana?
Kelainan struktur dan fungsi testis, torsio testis, anorchia, kriptorkismus, testis gagal memproduksi sperma, orchitis, tumor atau kanker testis, varikokel, efek samping obat-obatan, dan paparan radiasi juga bisa jadi pemicu azoospermia.
Penanganan Azoospermia
Jika sudah menjalani pemeriksaan medis, dokter akan memberikan alternatif penanganan. Berikut ini metode penanganan azoospermia yang biasa dilakukan.
1. Operasi
Tindakan operasi dilakukan untuk mengatasi azoospermia yang disebabkan oleh penyumbatan di saluran reproduksi pria. Dokter akan memperbaiki saluran yang tersumbat atau membuat saluran reproduksi.
Pasien bisa merencanakan program memiliki anak bila telah memeriksakan sperma kembali pada 3-6 bulan pasca operasi.