Frambusia dapat ditularkan melalui kontak kulit dengan luka terbuka, perantara lalat, atau melalui barang-barang yang terkontaminasi oleh luka tersebut. Penyakit ini terutama mempengaruhi kulit, tulang, dan jaringan lunak.
Orang-orang yang berisiko tertular penyakit frambusia adalah mereka yang tinggal di daerah dengan sanitasi yang buruk dan akses terbatas terhadap perawatan medis.
Baca Juga: UNIK! Sulap 3 Botol AQUA Bekas Menjadi Aquarium dan Pot Bunga, Begini Cara Membuatnya
Penyakit frambusia umumnya lebih umum terjadi di daerah endemis, orang yang jarang mandi atau mandi tanpa sabun, anak berusia 6-10 tahun, dan orang yang saling bertukar pakaian.
Frambusia memiliki beberapa stadium perkembangan. Stadium 1 terjadi dalam 3 minggu sampai 3 bulan setelah terjadi kontak dengan penderita, ditandai dengan benjolan, luka, dan cairan kekuningan yang tidak nyeri. Biasanya terjadi di kaki atau wajah.
Selanjutnya, stadium laten dini terjadi selama 2 setengah sampai 4 bulan yaitu fase tanpa gejala aktif. Fase ini sangat menular dimana bakteri telah masuk dalam saluran darah dan kelenjar getah bening.
Setelah itu, stadium sekunder terjadi selama 2 sampai 5 tahun setelah terjadinya kontak dengan penderita, ditandai dengan koreng baru, demam, dan penebalan pada telapak kaki.
Lalu, stadium laten lanjut terjadi 5-15 tahun setelah terjadinya kontak, periode tanpa gejala yang tidak menular.