Penanganan dapat bervariasi tergantung pada kondisi spesifik anak, mulai dari pengobatan sederhana hingga berkonsultasi dengan seorang spesialis THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan) untuk penanganan lebih lanjut jika diperlukan.
4. Alergi
Alergi seringkali terjadi dan memiliki karakteristik yang beragam, termasuk produktif/berdahak, dan dapat berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
Alergen seperti serbuk sari, debu, bulu binatang peliharaan, atau jamur dapat menjadi pemicu batuk alergi pada anak. Batuk alergi ini dapat disertai gejala seperti bersin-bersin dan hidung tersumbat.
Penanganannya melibatkan penggunaan obat anti-alergi dan obat untuk mengurangi gejala batuk atau pilek yang mungkin terjadi.
Baca Juga: Cuma Pakai Botol Bekas AQUA, Bisa Jadi Rak Serbaguna yang Aesthetic, Begini Tutorial Membuatnya!
5. Paparan Asap Rokok
Orang sebagai perokok pasif, dapat meningkatkan risiko terjadinya batuk. Asap rokok dapat langsung merangsang saluran napas dan juga bertindak sebagai alergen, sehingga anak yang memiliki dasar alergi cenderung lebih rentan mengalami batuk akibat paparan asap rokok.
Selain itu, paparan asap rokok pada jangka panjang juga dapat meningkatkan risiko penyakit yang lebih serius, seperti kanker paru-paru. Oleh karena itu, penting untuk menghindari paparan asap rokok pada anak-anak guna menjaga kesehatan mereka.