Saed Abu Saleem bersama para tim dan tim lawan juga dibuat menderita karena gas air mata dari pasukan Israel masuk sampai ruang ganti mereka.
Melalui kejadian ini, seorang jurnalis dan komentator sepak bola di Beln Sport bernama Hafid Derradji mengungkapkan bahwa orang-orang Palestina selalu mengalami praktik-praktik tidak berperikemanusiaan termasuk dalam pertandingan sepak bola.
“Stigma lain yang tidak kalah kotornya dengan semua praktik-praktik tidak berperikemanusiaan yang dialami oleh orang-orang Palestina,” tulisnya dalam akun twitter @derradjihafid.
Padahal, setiap ada pertandingan sepak bola, para penggemar Palestina selalu melakukan perjalanan dari kota yang jauh di utara Tepi Barat untuk memberikan dukungan kepada pemain.
Kejadian teror pada pertandingan sepak bola Palestina oleh Israel pernah terjadi pada bulan Januari di kamp Jenin Football Club.
Serangan tersebut dimulai pada pagi hari di kamp pengungi warga Palestina di Jenin dan menewaskan sembilan warga Palestina termasuk wanita tua.
Serangan tersebut digambarkan dengan situasi penuh noda darah dan bau terbakar di setiap jalanan oleh warga Palestina.
Baca Juga: Ide Jualan Takjil Ramadhan 2023: Dadar Gulung Coklat, Legit dan Lezat, Sekali Gigit, Lumer di Mulut