Pasca Taliban Kuasai Afganistan, BNPT Belum Bisa Pastikan Jumlah Kombatan Asal Indonesia

28 Agustus 2021, 13:10 WIB
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar belum bisa memastikan berapa jumlah WNI yang memutuskan ikut berjuang di Afganistan /Sukoharjoupdate/Bramantyo

SUKOHARJOUPDATE - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) semakin mengintensifkan penyelidikan intelijen mengantisipasi ancaman dari luar masuk ke Indonesia, pasca negara itu dikuasai oleh Taliban.

Meskipun sebelum Afganistan jatuh ke tangan Taliban, penyelidikan intelijen terus dilakukan oleh BNPT, namun kini lebih ditingkatkan.

"Penyelidikan intelijen tetap berjalan. itukan (penyelidikan intelijen) tidak putus-putus ya. Selama ini, tanpa peristiwa Afganistan, kita terus melakukan penyelidikan terhadap potensi ancamannya,"papar Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar, disela peninjauan Vaksinasi di RSUD Bung Karno, Solo, Jawa Tengah, Sabtu 28 Agustus 2021.

Baca Juga: Lemahnya Pemerintahan Joe Biden Dinilai Guru Besar UNS Jadi Keberhasilan Taliban Kuasai Afghanistan

Boy belum bisa memastikan berapa Kombatan asal Indonesia yang masih ada di Afganistan. Karena dari informasi, para WNI yang memutuskan menjadi kombatan atau ikut berjuang di negeri itu, sudah ada yang pindah ke Suriah.

"Kombatan masih belum bisa dipastikan, karena masih ada yang pindah ke Suriah,"jelasnya.

Menurut Boy, ini dilakukan agar masyarakat tidak terpengaruh terhadap faham ISIS, Taliban, serta Al Kaidah. Karena kelompok-kelompok itu termasuk organisasi yang mengusung kekerasan.

Baca Juga: Puluhan Tentara Amerika Jadi Korban Serangan Bom di Luar Bandara Kabul, Joe Biden Bakal Bikin Perhitungan

"Nah, kekerasan ini adalah sesuatu tindakan yang tidak tepat buat kita sebagai bangsa Indonesia yang berideologi Pancasila. Jadi oleh Karana itu kita terus ingatkan masyarakat jangan salah mensikapi dan jangan salah juga berpartisipasi,"jelas Boy.

Selain itu, BNPT melakukan pengawasan terhadap sosial media. Cyber Patrol selalu berselancar untuk mencari mana saja info yang membahayakan.

"Pengawasan di sosial media sudah pasti ada. Cyaber Partol selalu berselancar untuk mendeteksi mana yang info membahayakan, mana yang memprovokasi,"ujarnya.

Baca Juga: Menegangkan, Detik-Detik Evakuasi 26 WNI Keluar Afganistan, Pesawat Militer TNI AU Sempat Tertahan di Kabul

"Kita berharap dengan upaya-upaya untuk mencegah menyebar luasnya informasi sebagai upaya dari kelompok tertentu bisa dicegah. Jangan sampai mereka memprovokasi, terus diikuti masyarakat kita,"pungkasnya. ***

Editor: Bramantyo

Tags

Terkini

Terpopuler