Konon, Gunung di Perbatasan Jateng-Jatim ini Dahulunya Berasal Dari Dasar Laut Sebelum Muncul Kepermukaan

- 21 November 2021, 15:00 WIB
Gunung Lawu diyakini dahulunya berasal dari dasar laut sebelum muncul ke permukaan
Gunung Lawu diyakini dahulunya berasal dari dasar laut sebelum muncul ke permukaan /Sukoharjoupdate/Bramantyo

Baca Juga: Asah Kemampuan, 615 Atlet Se Jawa DIY Ikut Turnamen Tenis Meja di Karanganyar

Bukti lain yang menyebutkan bila gunung lawu ini termasuk gunung purba, ditemukan flora dan fauna langka di gunung Lawu. Misalnya cemara gunung, edelweis, anggrek lawu yang banyak diincar kolektor anggrek. Karena jenis tanaman ini hanya ada di Lawu dan Semeru. Untuk binatang, harimau dan elang jawa.

"Di Gunung Lawu, bahkan masih banyak ditemukan hewan-hewan berukuran jumbo (besar), dari jenis tanaman gunung Lawu memiliki banyak tanaman langka," terangnya lebih lanjut.

Bahkan saat mengalami erupsi dahsyat ribuan tahun lalu bisa terungkap kehidupan jaman purba, yang ada di pulau jawa, dari jejak manusia purba yang pernah mendiami tanah Jawa. Contohnya banyak juga ditemukan fosil purba yang sampai saai ini tersimpan rapi di musium Sangiran di Sragen, Jawa Tengah.

Baca Juga: Empat Orang Warga Meninggal Saat Tanah Longsor Menerjang Desa Pagentan Banjarnegara

Keanehan lainnya yang membedakan Gunung Lawu dengan Gunung lainnya di Indonesia ini adannya pasar setan, yakni pasar makhluk gaib. Pada malam tertentu, layaknya pasar nyata, pasar gaib ini ramai seperti pasar nyata.

Oky, salah satu mahasiswa Universitas Swasta di kota Solo menyebutkan aura gaib yang angker mulai lereng, lembah, Pos peristirahatan sampai puncaknya pun sangat terasa. Tetapi bagi pendaki kemistisan itu sudah menjadi hal biasa dan tidak mengherankan lagi.

"Yang paling penting niat kita harus baik. Itu intinya. Insya Allah tidak akan terjadi sesuatu," terangnya.

Baca Juga: MUI Didesak Bubar, Mahfud MD Beri Tanggapan Menohok: Itu Semua Khayalan Bersumber Provokasi

Dibandingkan Gunung lainnya, Gunung Lawu sering terjadi badai kabut atau orang jawa menyebut ampak-ampak (pedut). Menurut kepercayaan masyarakat setempat kabut tersebut sangat berbahaya karena bisa membuat orang jadi tersesat jalan jika nekat menembusnya.

Halaman:

Editor: Bramantyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah