Kontroversi Bupati Karanganyar Juliyatmono, Mulai Pembentukan Provinsi Soloraya Hingga Tak Percaya Omicron

- 16 Februari 2022, 17:57 WIB
Kontroversi Bupati Karanganyar Juliyatmono
Kontroversi Bupati Karanganyar Juliyatmono /sukoharjoupdate/Bramantyo

Saat itu, pria yang akrab disapa Juli ini menilai wilayah di Soloraya, seperti Karanganyar, Sragen, Wonogiri, Klaten, Boyolali, dan Solo, sudah layak menjadi provinsi baru pisah dari Provinsi Jawa Tengah.

Namun usulan pembentukan Provinsi Soloraya ini mendapatkan penolakan jumlah Kepala Daerah di Wilayah Soloraya, termasuk pihak Karaton Kasunanan Surakarta.

Baca Juga: Pejabat Terkaya Versi LHKPN KPK, Gak Ada Nama Bupati Karanganyar Juliyatmono

Kepala Daerah di Soloraya menilai pembentukan Provinsi Soloraya yang diusulkan mantan Guru agama ini hanya sebatas halusinasi belaka.

2. Ijinkan Sholat Idul Fitri diawal Merebak Covid-19

Pada awal merebaknya virus Covid-19 tahun 2020, Bupati Karanganyar Juliyatmono mewacanakan akan menggelarnya sholat Idul Fitri secara massal di Alun-alun Kabupaten Karanganyar.

Saat itu, Juliyatmono menyatakan dirinya sendiri yang akan bertindak sebagai Imam dan Khotib dari Kepala Depag Karanganyar. Kebijakan yang dikeluarkan Juliyatmono saat itu menjadi sorotan publik. Bahkan kala itu Juliyatmono tetap Kekeuh menggelar sholat Id.

Baca Juga: Ngamuk di Tempat Karaoke, Empat Pria Digulung Satreskrim Polres Sukoharjo

Meskipun Kepala Depag yang akan bertindak sebagai Khotib sacra resmi telah menyatakan batal menjadi khotib di sholat Id yang digelar di Alun-alun.

Juliyatmono tetap pada pendiriannya. a Gubenur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun telah meminta agar pelaksanaan sholat Id terbuka di alun-alun tidak jadi dilakukan, Juliyatmono tetap jalan terus. Bahkan tata cara sholat Id diawal pandemi telah disusun.

Halaman:

Editor: Bramantyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah