Sampai di lokasi yang terlihat pertama kali adalah tumpukan batu yang menyerupai pintu gerbang. Bentuk candi berupa reruntuhan babatuan yang bertebaran di beberapa titik.
Menurut Polet, jika di ukur luas candi kuno yang ditemukan sekitar 200 meter persegi.
Bentuk candi jika ditelusur terdiri dari sembilan tingkat (trap). Dan di tiap trap terdapat patirtan.
Belum diketahui bangunan tersebut digunakan untuk apa. Apakah itu candi atau untuk lokasi untuk pemujaan.
"Belum diketahui tempat apa ini. Apakah candi atau tempat pemujaan. Untuk lebih jelasnya biar pihak cagar budaya yang menerangkannya. Karena itu kewenangan dari Cagar Budaya," lanjutnya.
Baca Juga: Gandeng Pasar Modal, OJK Gelar Vaksinasi Massal dan Bantuan Sosial di Karanganyar
Selain candi Ciblek, di Segoro Gunung, ada juga temuan situs baru yang dinamakan Cemara Pogog.
Masih diperlukan lagi penelitian lebih lanjut oleh tim ahli terkait usia candi purba tersebut.
"Dengan temuan situs baru tersebut menunjukkan dan menguatkan fakta sejarah adanya peradaban purba di atas puncak Lawu," tegas Polet.