Pengabdian Masyarakat Komunikasi Terapan UNS Adakan Pelatihan Literasi Media Digital di Desa Tanjung Klaten

- 23 September 2021, 23:44 WIB
Tim Pengabdian Masyarakat Prodi D3 Komunikasi Terapan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo saat memberi materi workshop ''Literasi Pengelolaan Desa Wisata Melalui Media Digital sebagai Komunikasi Pemasaran di Era Pandemi Covid'' di Dukuh Gumantar, Desa Tanjung, Juwiring, Klaten.
Tim Pengabdian Masyarakat Prodi D3 Komunikasi Terapan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo saat memberi materi workshop ''Literasi Pengelolaan Desa Wisata Melalui Media Digital sebagai Komunikasi Pemasaran di Era Pandemi Covid'' di Dukuh Gumantar, Desa Tanjung, Juwiring, Klaten. /Sukoharjoupdate/ Kinan Riyanto/

Baca Juga: Satlantas Polres Klaten Sosialisasikan Aplikasi PeduliLindungi dalam Operasi Patuh Candi 2021

''Dengan adanya pelatihan memanfaatkan media digital dalam berpromosi dari UNS ini, saya sangat berterimakasih. Karena tim sudah bersedia memberi ilmu kepada warga kami untuk kelangsungan desa wisata Tanjung,'' tambah Suminto.

Salah seorang perajin payung hias, Wigit Gun Arto (60 tahun) menjelaskan, dulu sebelum pandemi, dirinya bisa menjual ratusan payung sesuai permintaan pembeli. Namun kini dalam sebulan, dirinya hanya bisa menjual payung puluhan saja.

Payung produksi Honocoroko milik Wigit ini, sudah menjalani usaha sejak tahun 1990. Permintaan rata-rata dari Bali dan Jakarta. Payung paling murah harganya Rp60.000 dan paling mahal Rp1 juta.

Baca Juga: Baznas Klaten Bantu Mbah Rubiyem, Janda Tua Sebatang Kara di Desa Logede

''Untuk yang harganya Rp1 juta biasanya payung raja yang diameternya besar dengan bahan kain emas,'' jelas Wigit.

Payung paling besar buatan Wigit diameternya bisa 3 meter dan paling kecil 50 centimeter. Untuk pembuatannya, selain dikerjakan di rumah produksinya, juga diambil para tetangga untuk dikerjakan di rumah masing-masing. Bila sudah jadi, tinggal menyetorkan saja kepada dirinya.

Inilah kearifan lokal berupa seni budaya yang bisa menopang keberlangsungan hidup warga Desa Tanjung. Ketelatenan para perajin dalam membuat payung dari kerangka bambu sampai siap pakai, telah membuat nama Desa Tanjung, Juwiring terkenal di Indonesia dan mancanegara.***

 

 

Halaman:

Editor: Kinan Riyanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah