Produksi payung dari Dukuh Gumantar, Desa Tanjung ini, sudah menembus hingga ke pasaran luar negeri seperti ke Thailand, Jepang dan China.
Untuk pasar dalam negeri, permintaan dari berbagai kota terutama dari Bali, Kalimantan, Jakarta, dan lain-lain.
Kades Suminto menjelaskan, awal mulanya produksi payung di sini dikhususkan untuk permintaan keraton. Bahannya dari kayu bambu sebagai kerangkanya dan kertas.
Namun lambat laun, bahan payung bermacam-macam. Ada yang dari kertas, plastik, kain batik, kain lurik dan lain-lain. Sekarang minat masyarakat kebanyakan payung lukis untuk hiasan.
''Sekarang bahan payung lebih bervariasi, sesuai yang diinginkan para pembeli,'' kata Suminto.
Baca Juga: Kompetisi Sepak Bola Liga 2 di Solo, Gibran : Nonton Saja di Rumah Gratis
Saat ditanya bagaimana minat generasi muda melanjutkan kerajinan warisan ini, Suminto menjawab, tetap ada regenerasi. Namun peminatnya tidak banyak.
Hal itu disebabkan banyak faktor. Antara lain terkendala alat-alat yang sampai saat ini masih manual.
Untuk promosi pemasaran, perajin sudah memanfaatkan medsos, namun kurang gencar.