Sapta Tirta Pablengan 'Kawah Candradimuka' Prajurit Pangeran Samber Nyawa

- 21 Agustus 2021, 15:57 WIB
Tirto Sapto pablaengan diyakini sebagai lokasi pensucian angeran samber nyawa
Tirto Sapto pablaengan diyakini sebagai lokasi pensucian angeran samber nyawa /Sukoharjoupdate/Bramantyo/

SUKOHARJOUPDATE - Wisata Sapta Tirta Pablengan ternyata tak hanya terdapat tujuh mata air ajaib di satu tempat berdekatan.

Namun, tujuh mata air yang terletak 20 KM dari pusat Kota Karanganyar atau 38 KM dari Kota Solo atau tepatnya di hutan pinus Argotiloso, Pablengan, Matesih, Karanganyar ini, ternyata ditemukan oleh Raden Mas Said, nama kecil dari Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I atau Pangeran Sambernyawa, pendiri Pura Mangkunegaran.

Juru kunci sekaligus pengelola lokasi wisata Sapta Tirta Pablengan, Sugeng, mengatakan selain berada di lokasi yang memiliki hawa yang sejuk dan dingin, lokasi wisata Sapta Tirta Pablengan ini merupakan salah satu petilasan raja-raja Mangkunegaran yang masih keturunan dinasti Mataram.

Baca Juga: Sate Tali Roso, Sate Terpanjang di Klaten

"Ini sudah ada (mata air pablengan) sudah ada sejak jaman dulu. Obyek wisata ini memiliki arti penting dan bersejarah peninggalan Kerajaan Mangkunegaran. Yang menjadi jejak sejarah perjuangan Raden Mas Said atau lebih di kenal dengan nama Pangeran Sambernyawa dalam melawan tentara Belanda," terang Sugeng saat ditemui Sukoharjoupdate.com, MInggu 21 Agustus 2021.

Menurut Sugeng, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Mangkoenegoro Senopati Ing Ayudo Lelono Joyo Misesa yang hidup sekitar tahun 1725 - 1795 terkenal dengan sebutan  Pangeran Sambernyawa.

Perjuangan Pangeran Sambernyawa untuk mempersatukan Bumi Mataram dan mengusir Belanda dengan taktik perang gerilya dengan semboyan TIJI TIBEH (Mati siji mati kabeh).

Baca Juga: Wedang Herbal Mbah Ponimin Klaten, Minuman Sehat di Kala Pandemi

Konon, Pangeran Sambernyawa mendapat petunjuk dari Yang Maha Kuasa untuk mandi menggunakan air dari Sapta Tirta Pablengan.

Semua proses tersebut memiliki makna tertentu kenapa harus mandi dari tujuh mata air tersebut.

Untuk mandi yang pertama, Pangeran Sambernyawa mandi dengan menggunakan sumber air bleng, yang bertujuan 'ngeblengke tekad' (menyatukan tekad) pikiran, hati dan keinginan untuk mengusir Belanda dari wilayah Mataram.

Baca Juga: Sambut Satu Suro Pesanggrahan Sultan Hadiwijaya Pajang Adakan Selametan

Proses mandi yang kedua menggunakan air urus-urus, yang bermakna agar segala tujuannya terurus dengan baik.

Yang ke tiga mandi dengan menggunakan sumber air londo (soda) agar memperoleh kesegaran jasmani dan rohani dengan cara meminumnya.

Selanjutnya Pangeran Sambernyawa mandi di sumber air hidup dan sumber air mati. Tujuannya agar segala cita-cita perjuangan, hidup dan matinya di pasrahkan pada Tuhan YME.

Baca Juga: Paguyuban Pelestari Budaya Kasultanan Padjang Adakan Kirab Menjelang Malam Satu Sura

Sumber air hidup sampai saat ini airnya terus bergerak seperti air yang sedang di rebus.

Tak hanya untuk dirinya saja, kala itu Pangeran Sambernyawa juga menggembleng prajuritnya di Sapto Tirto. Bahkan Sapto Tirto disebut sebagai Candradimukanya bagi para prajurit Sambernyawa.

Disini para prajurit di mandikan dengan sumber air kasekten (kesaktian) dengan tujuan agar prajuritnya memiliki kekuatan, keberanian dan kewibawaan dan memiliki jiwa patriotisme agar dapat mengusir penjajah Belanda dari bumi Mataram.

Halaman:

Editor: Triyanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah