Sebatang Kara Ageng Remaja Asal Sukoharjo Menangis Saat Terima Bantuan Dari Presiden Jokowi

9 Agustus 2021, 19:27 WIB
Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan bersama rombongan menyampaikan bantuan dari Presiden Jokowi kepada Ageng, jadi yatim piatu setelah ibunya meninggal terpapar Corona dan ayahnya sudah lama tiada /Dok.Polres Sukoharjo

SUKOHARJOUPDATE- Setelah memberi bantuan kepada seorang bocah bernama Azhar Al Ghifari Setiawan (8) warga Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo, yatim piatu karena kedua orang tua meninggal terpapar Corona.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali memberikan bantuan kepada seorang anak yatim piatu lainnya.

Dampak pandemi corona membuat seorang anak remaja Ageng Nugroho, harus kehilangan ibu yang melahirkannya setelah beberapa lama berjuang untuk sembuh dari serangan virus tersebut.

Baca Juga: Ribuan Orang di Karanganyar Rela Mengantri Vaksinasi Lintas Agama yang Digelar Muhammadiyah

Setelah ayahnya meninggal sejak ia kelas 3 Sekolah Dasar, kini warga Kampung Kenteng, Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo ini, harus hidup sebatang kara.

Kisah remaja umur 17 Tahun ini telah menarik empati dari berbagai pihak, tak terkecuali Presiden Jokowi. Melalui Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan, bantuan itu diserahkan kepada Ageng di rumahnya.

"Kami mewakili memberikan bantuan dari Bapak Presiden, semoga bantuan dapat bermanfaat untuk pendidikannya," kata Kapolres saat berkunjung ke rumah Ageng, Senin 9 Agustus 2021.

Baca Juga: Malam 1 Suro Seluruh Jalur Pendakian Gunung Lawu Ditutup! Bupati Karanganyar: Laku Prihatin Dirumah

Bantuan yang diberikan kepada Ageng dari Presiden Jokowi berupa uang tabungan, namun nominalnya tidak disebutkan.

Selain itu, Kapolres Sukoharjo dan dan Dandim Sukoharjo juga turut memberi bantuan diantaranya setrika dan meja belajar.

"Kami berharap Ageng tetap semangat agar dapat melanjutkan usaha almarhumah ibunya," imbuh Kapolres didampingi Kapolsek Kartasura, AKP Indra Romantika Hamidianto dan Danramil 06 Kartasura Kapten Inf Mardiyanto.

Baca Juga: PPKM Level 4 Berlanjut Atau Tidak? Jokowi Soroti Kenaikan Kasus Covid di 5 Provinsi di Indonesia

Duka Ageng bermula pada 5 Juli 2021 lalu ibunya jatuh sakit. Pertama kali menjalani swab test hasilnya negatif, namun pada tes kedua positif.

Nur Sani nama ibu Ageng, kemudian dirawat di rumah sakit UNS menghabiskan 5 kantong darah.

"Setelah kondisinya membaik, kemudian boleh pulang dan isolasi mandiri (isoman) di rumah. Tiga hari menjelang masa isoman selesai, penyakit lambung ibu saya kambuh dan kekurangan HBs. Kemudian saya bawa lagi ke rumah sakit," tutur Ageng disela menyambut Kapolres di rumahnya.

Baca Juga: Hemat Rp 90 Ribu, Jumiati Antusias Antri Isi Oksigen Gratis di Halaman Pemkab Sukoharjo

"Saya bawa ke rumah sakit UNS tapi tidak ada kamar, lalu dibawa ke RSUD Dr Moewardi. Di sana kondisi sudah sesak napas, dan akhirnya meninggal dunia," ungkapnya.

Tak cukup sampai disitu, setelah sang ibu meninggal, Ageng kemudian diminta menjalani swab test dan ternyata hasilnya positif Corona.

Maka ia pun harus menjalani isoman hingga dinyatakan negatif Corona atau sembuh.

Baca Juga: Dugaan Pungli Pemakaman Jenazah Covid 19 di Solo, Ini Penjelasan Polda Jateng

Banyak pihak memberikan bantuan kepada Ageng, selain dari Presiden Jokowi, Kapolres, dan Dandim, dari pihak pemerintahan kelurahan hingga gereja juga turut memberi bantuan.

"Terima kasih sebanyak-banyaknya, terima kasih sudah memperhatikan. Uangnya (bantuan Presiden) untuk biaya pendidikan dan kebutuhan sehari-hari. Ini mau melanjutkan usaha ibu jasa laundry dan jual beli online," pungkas Ageng.***

Editor: Bramantyo

Tags

Terkini

Terpopuler