Namun pada sekitar 1930, nasi liwet mulai dikomersilkan, jadi menu andalan di rumah makan atau tempat makan.
Nasi liwet Solo dijual atau dipasarkan untuk melayani masyarakat umum dan masyarakat luas.
Nasi dan lauk pauk dimasak bersama kemudian dicampur dengan ikan, daging ayam, dan sayuran yang biasa dikonsumsi dengan nasi liwet Jawa.
Nasi liwet Solo dijual di berbagai rumah makan di kota-kota daerah Jawa.
Sejarah nasi liwet berasal dari masyarakat pemukiman petani dan pekerja perkebunan yang lokasi kerjanya jauh, sehingga merepotkan mereka jika harus pulang ke rumah untuk makan.
Maka dibuatlah nasi liwet dengan aneka menu lauk untuk mempermudah para petani bersantap saat istirahat setelah menanam tanaman.
Nasi liwet Jawa dan Sunda mempunyai satu nilai kebijaksanaan yang sama, yaitu menonjolkan kebersamaan.
Karena biasanya nasi liwet dihidangkan dalam jumlah banyak untuk dinikmati bersama menggunakan daun pisang.
Nasi disajikan di atas daun pisang dimakan bersama-sama. Suasana kebersamaan begitu terasa.