Cerita Kura-Kura Cerewet di Candi Mendut, Ada Pesan Moral yang Bisa Anda Petik

- 3 Juli 2022, 08:40 WIB
Pemandangan Candi Mendut di Magelang Jawa tengah
Pemandangan Candi Mendut di Magelang Jawa tengah /instagram @dhimasjhn/


BERITASUKOHARJO.com- Kalau lagi liburan ke Magelang, selain Candi Borobudur dan desa wisata, apakah ada destinasi lain? Ada. Kalau kalian di Magelang, kunjungi juga Candi Mendut.

Candi Mendut terletak tidak jauh dari Candi Borobudur, hanya sekitar 3 km di timur Borobudur. Kalau kalian datang dari arah Yogyakarta maka kalian akan melewati Candi Mendut dulu.

Letaknya persis di tepi jalan raya Yogyakarta-Borobudur. Tapi karena adanya di tikungan maka sedikit susah untuk parkir. Sehingga, sopirnya harus ekstra hati-hati ketika parkir. Lagipula lahan parkirnya sempit. Jadi hanya beberapa bus dan mobil saja.

Baca Juga: Wajib Tahu! Berikut Syarat Hewan Kurban di Tengah Wabah Penyakit Mulut dan Kuku

Apa sih daya tarik Candi Mendut?

Selain karena umurnya yang sudah sangat tua, juga karena ada cerita yang terpahat di sana. Dikutip BeritaSukoharjo.com melalui candi.perpusnas.go.id, candi ini dibangun di abad ke-19 sebagai candi Budha.

Sama seperti Candi Borobudur, Candi Mendut ini juga sudah ditinggalkan sejak abad ke-11. Kerajaan Mataram kuno pindah ke Jawa Timur. Diduga karena ada bencana alam berupa letusan gunung Merapi yang menghancurkan sawah ladang mereka.

Sampai awal abad ke-19 barulah candi ini mendapat perhatian. Tapi upaya pemugaran baru bisa dilaksanakan di akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20.

Baca Juga: Simak! Inilah Jadwal Pertandingan Timnas Wanita di Piala Wanita AFF 2022

Di tangga candi dipahatkan tahun selesainya pemugaran yaitu di tahun 1904 oleh Van Erp. Dia juga yang memugar Candi Borobudur.

Berbeda dengan Candi Borobudur, Candi Mendut memiliki sebuah ruangan. Di dalamnya ada tiga buah patung besar.

Di tengah ada sebuah patung Budha besar dalam posisi duduk di kursi yang tampak seperti singgasana raja. Itulah patung Buddha Sakyamuni atau Budha sedang berkhotbah.

Di sisi kanan dan kirinya ada dua patung besar juga. Keduanya adalah patung Bodhisatwa. Bodhisatwa Awalokiteswara sebagai pelindung dan Maitreya sebagai pembebas.

Baca Juga: V BTS Tuai Kontroversi karena Tak Membungkuk Depan Fandom, Apa sih Alasan Idol K-Pop Harus Fan Service?

Menariknya ada cerita di relief yang dipahatkan di dinding candi. Cerita kura-kura dipahatkan di sisi luar dari tangga.

Jadi dari halaman kalau pengunjung mau masuk candi akan melewati tangga batu. Nah di sisi kiri ada dinding tangga. Relief itu ada di sisi luar dinding jadi ia bisa dilihat dari halaman. Ia tidak bisa dilihat dari tangga.

Sebenarnya cerita apakah itu? Bagaimana cerita kura-kura tersebut?

Cerita itu berasal dari cerita Pancatantra. Konon di jaman dahulu kala ada banyak sekali binatang yang tinggal di sekitar telaga.

Baca Juga: Keren! V BTS Terpilih Jadi Idol Tersukses dan Terpopuler Nomor 1 Versi Media Amerika Ini, Simak Alasannya

Di antara mereka ada sepasang angsa. Pasangan angsa ini bersahabat dengan banyak binatang di sana, diantaranya kura-kura yang tinggal di telaga itu.

Nah suatu saat datanglah musim kemarau yang panjang. Lama tidak ada hujan. Akibatnya air telaga itu surut. Kedua angsa memutuskan untuk berpindah tempat mencari telaga lain yang masih banyak airnya.

Mendengar pasangan suami istri angsa akan pindah si kura-kura lalu merasa khawatir dengan nasibnya. Kalau air telaga kering kerontang terancamlah nasibnya. Maka dia meminta tolong pada sahabatnya tersebut untuk ikut pindah.

Sepasang angsa menyanggupi menolong si kura-kura. Mereka lalu menemukan sebuah pokok kayu panjang.

Baca Juga: Sekuel Film Knives Out Akan Tayang Perdana di Toronto International Film Festival 2022

Mereka mengatakan kepada kura-kura untuk menggigit bagian tengah kayu itu. Mereka berdua akan memegang kedua ujung kayu lalu terbang. Si kura-kura lantas mengikuti permintaan sahabatnya.

Sebelum terbang kedua angsa berpesan kepada kura-kura agar tidak berbicara selama penerbangan. Karena kalau dia berbicara maka mulutnya akan terbuka sehingga gigitannya akan lepas dan dia jatuh. Si kura-kura sekali lagi mengatakan paham. Maka terbanglah kedua angsa.

Ketika mereka terbang banyak binatang yang merasa takjub. Konon ketika mereka terbang membawa kura-kura para binatang lain pada bersorak dan berteriak.

Di antara mereka ada yang berteriak mengolok olok si kura-kura. Mendengar ejekan itu si kura-kura tidak tahan. Dia membalas dengan omongan juga. Seketika terbukalah mulutnya dan gigitannya lepas. Akibatnya dia jatuh ke tanah dan mati seketika.

Baca Juga: Siap-Siap! Vaksin Booster Bakal Jadi Syarat Masuk Fasilitas Umum, Begini Penjelasannya

Kisah kura-kura cerewet ini masih sangat terkenal sampai zaman ini. Kisah ini sering diceritakan para orang tua di kalangan masyarakat Jawa.

Selain sebagai hiburan untuk anak-anak, cerita ini sering dipakai untuk menyampaikan pesan moral. Pesan moralnya adalah seputar menghindari banyak berkomentar.

Itulah sekilas kisah kura-kura di Candi Mendut.***

Editor: Inung R Sulistyo

Sumber: candi.perpusnas.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x