Isi Seminar di UNS, Erick Thohir Bahas Masa Keemasan Ekonomi Pada 2045

- 7 Februari 2022, 15:33 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir mengisi seminar ekonomi keemasan
Menteri BUMN Erick Thohir mengisi seminar ekonomi keemasan /Humas UNS/

SUKOHARJOUPDATE - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Republik Indonesia (RI), Erick Thohir hadir sebagai pembicara dalam Seminar Nasional bertajuk "Unicorn Indonesia untuk Dunia: Mengulas Strategi Pemerintah Menumbuhkan Kekuatan Ekonomi Baru Menyongsong Indonesia Emas 2024" yang digelar Universitas Sebelas Maret.

Kedatangan orang nomer satu di Kementerian BUMN itu disambut langsung oleh Rektor UNS Prof Jamal Wiwoho.

Dihadapan para Mahasiswa yang Memadati gedung Auditorium GPH Haryo Mataram UNS, Mantan Presiden Inter Milan ini membeberkan seputar prospek ekonomi dan pekerjaan di masa depan.

Baca Juga: Berikut Ini Daftar Nama Korban Bus Wisata Bukit Bego Wukirsari Imogri Bantul

Menurut Erick, masa ekonomi Indonesia akan dipetik pada tahun 2045 mendatang. Sambil menunggu waktu itu, ia memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh pada kisaran 3-5 persen.

Erick Thohir menyebut persentase itu sebagai peluang besar yang mampu menempatkan Indonesia sebagai negara keempat dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia.

“Datanya ini beneran bahwa seluruh dunia melihat Indonesia ini akan terus tumbuh sampai tahun 2045,” ujarnya.

Baca Juga: Pelaku Penipuan Proyek Fiktif Pada Seorang Pengusaha Capai Rp377 Juta Dibekuk Penyidik ​​Reskrim Polres Demak

Di balik potensi ekonomi Indonesia, lanjut Erick Thohir, harus didukung dengan jumlah pengusaha. Sebab, negara-negara maju di dunia memerlukan 10-14 persen pengusaha untuk menopang ekonominya.

Sementara jumlah pengusaha di Indonesia dipandangnya jauh dari kata cukup, karena masih berada di angka 3 persen. begitu, Erick Thohir menilai sektor ini masih sangat potensial untuk dikembangkan hingga tahun 2045 mendatang.

“Generasi muda Indonesia setelah di-research memang pada ingin jadi pengusaha. Karena tidak mungkin pembukaan lapangan pekerjaan hanya dibebani pemerintah pusat atau pemerintah daerah, biasanya pembukaan lapangan kerja oleh pengusaha itu jauh lebih besar, jauh lebih masif,” kata Erick Thohir.

Baca Juga: Shopee Juara Terbanyak Digunakan Masyarakat di Tengah Kemeriahan Persaingan E-Commerce Akhir Tahun

Erick Thohir menyampaikan, saat ini dibutuhkan 17 juta tenaga kerja yang adaptif terhadap teknologi dan mampu berakselerasi sesuai perubahan zaman.

Hal ini disebabkan oleh banyaknya pekerjaan baru yang lahir, sementara pekerjaan konvensional dan lama akan hilang tergantikan oleh teknologi.

“Adalah sebuah keharusan di mana pertumbuhan ekonomi Indonesia harus didasarkan pada kemampuan bangsa kita untuk menciptakan kemampuan sumber daya manusia terbaik,” tandas Erick Thohir.

Baca Juga: Dorong Penguatan Pelajaran Bahasa Indonesia, Atdikbud Bekali Guru di Australia Buku Digital Berkualitas

Ia mencontohkan pekerjaan baru yang akan lahir dan sudah diminati banyak perusahaan, antara lain data scientist and analyst, big data engineer, biotechnology and food engineering, market research, hingga medical personal and technology.

“Karena itu saya bersama para rektor dan ketika saya diundang untuk jadi pembicara, penting bagi universitas, BUMN, swasta, dan pemerintah pusat mulai membikin mapping ulang mana pekerjaan yang tumbuh. Karena percuma kita mendidik mahasiswa tetapi pekerjaan hilang karena teknologi,”jelas Erick.***

Editor: Bramantyo

Sumber: Humas UNS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x