Sewaktu membangun rumah, dia membeli sebidang tanah yang harga belinya menurut dia sudah termasuk mahal, Rp180 juta.
Sementara untuk membangun rumahnya juga uang yang dikeluarkan tidak sedikit, sudah ratusan juta rupiah.
Selain mengolah kebun, Naryo juga seorang juragan bakso. Dia membuka usahanya di Palembang, Sumatera Selatan.
Siapa sangka, di balik penampilannya yang sederhana, ternyata dia dan orang-orang di daerah tersebut merupakan juragan bakso.
Naryo dan warga di sana mempunyai rumah mewah yang bergaya gedongan laiknya sebuah perumahan elite di kota besar.
Perbukitan yang mengelilingi wilayah itu seperti benteng yang melindungi perkampungan mereka dari luar.***