Presiden Jokowi Dorong Penguatan Arsitektur Kesehatan Global pada KTT G20

30 Oktober 2021, 21:59 WIB
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidatonya pada sesi KTT G20 yang membahas soal ekonomi dan kesehatan global di La Nuvola, Roma, Italia, Sabtu 30 Oktober 2021. Dalam pidatonya, Presiden JokoWI mengajak semua negara untuk memperkuat arsitektur kesehatan global. /Dok. Biro Pers/

 

SUKOHARJOUPDATE - Presiden Joko Widodo menyampaikan pidatonya pada sesi KTT G20 yang membahas soal ekonomi dan kesehatan global di La Nuvola, Roma, Italia, Sabtu 30 Oktober 2021. Dalam pidatonya, Presiden JokoWI mengajak semua negara untuk memperkuat arsitektur kesehatan global.

"Demi membangun dunia yang lebih tahan terhadap pandemi dan berbagai guncangan ke depan, Indonesia mengajak untuk memperkuat arsitektur kesehatan global," ujar Presiden Jokowi yang pada kesempatan tersebut didampingi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Co-Sherpa Kementerian Luar Negeri Dian Triansyah Djani.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Presiden menjelaskan, pertama mekanisme penggalangan sumber daya kesehatan global harus disusun. Hal tersebut mencakup dana, vaksin, obat, alat kesehatan, hingga tenaga kesehatan yang siap diterjunkan setiap saat untuk membantu negara yang mengalami krisis kesehatan.

Baca Juga: Tas Kanvas Goni dari Ponpes Kecil di tengah Kampung, Melesat Sampai Luar Negeri

"IMF sudah memberikan contoh, tentang penggalangan sumber daya keuangan global untuk membantu negara yang mengalami krisis keuangan," imbuhnya.

Dukungan keuangan internasional untuk isu kesehatan dan perubahan iklim sangat penting artinya.

Kedua, Presiden Jokowi menyerukan semua pemimpin negara yang hadir dalam KTT tersebut untuk menyusun standar protokol kesehatan global terkait dengan aktivitas lintas negara, termasuk di antaranya protokol kesehatan perjalanan antarnegara.

Baca Juga: Jamur Krispi Olahan Ibu-ibu Padangan Glodogan Klaten, Rasanya Maknyus!

Ketiga, G20 harus menjadi bagian penting dari solusi untuk mengatasi kelangkaan dan kesenjangan vaksin, obat-obatan, dan alat-alat kesehatan esensial. Presiden menyebut bahwa G20 harus mendukung diversifikasi produksi dan alih teknologi ke negara berkembang, eliminasi hambatan perdagangan bahan baku vaksin, dukungan terhadap TRIPS Waiver, dan terus meningkatkan berbagi dosis dan mendukung COVAX Facility.

"Proses penataan ulang arsitektur ketahanan kesehatan global ini harus inklusif, serta berpegang teguh pada prinsip solidaritas, keadilan, transparansi, dan kesetaraan," tegasnya.

Selain ketahanan kesehatan dunia, Presiden Jokowi juga mendorong para pemimpin G20 untuk mempercepat pemulihan ekonomi global yang lebih kuat, inklusif, dan berkelanjutan. Menurutnya, G20 perlu menjadi katalis bagi koordinasi menuju normalisasi kebijakan ekonomi, setelah dalam dua tahun ini dunia menjalankan kebijakan extra-ordinary di bidang fiskal, moneter, dan sektor keuangan.

Baca Juga: Dinilai Aktif Berkontribusi Bidang Penelitian, Prof Absori Raih Penghargaan di Milad ke-63 UMS

G20 juga harus menjadi katalis bagi dukungan likuiditas dan restrukturisasi utang bagi negara miskin. Selain itu, juga bagi reaktivasi konektivitas global, khususnya sektor yang mengandalkan pergerakan manusia dan barang, seperti pariwisata dan manufaktur.

"Kerja sama inovasi, teknologi digital dan teknologi hijau, serta peningkatan investasi bagi pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan, dan dukungan kemitraan global bagi pembangunan negara berkembang," tandasnya.***



Editor: Kinan Riyanto

Sumber: Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden

Tags

Terkini

Terpopuler