Serba-serbi Ketupat Lebaran: Sejarah, Makna, dan Filosofi di Dalamnya

- 22 April 2023, 07:01 WIB
Serba-serbi ketupat Lebaran
Serba-serbi ketupat Lebaran /Unsplash/Mufid Majnun.

BERITASUKOHARJO.com – Tak terasa Lebaran tahun ini telah tiba. Bicara tentang momen Lebaran, rasanya kurang lengkap tanpa kehadiran sajian yang paling ikonik, salah satunya adalah ketupat. 

Sajian ketupat merupakan sejenis lontong yang sering terhidang bersama opor ayam, sambal goreng, dan rendang.

Hidangan ini selalu menjadi primadona saat perayaan Lebaran di Indonesia, tak terkecuali di Tanah Jawa.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Jadi Capres 2024, Ketua Umum PDI Beri Pesan kepada 3 Pilar Partai untuk Sukseskan Calonnya

Adapun bentuk ketupat Lebaran terdiri atas dua wujud, yaitu kepal bersudut tujuh dan jajaran genjang bersudut enam. Setiap bentuknya memiliki pola anyaman yang berbeda-beda.

Namun, tahukah Anda? Sajian ini pada awalnya tidak terpaut dengan tradisi Islam lho. Selain memiliki sejarah tersendiri, ketupat lebaran juga memiliki makna dan filosofi yang begitu mendalam.

Dilansir BeritaSukoharjo.com melalui berbagai sumber, sejarah ketupat Lebaran ternyata sudah ada sejak zaman kerajaan Hindu-Buddha, tepatnya sebelum masuknya pengaruh Islam di Indonesia.

Baca Juga: Daftar 23 Rest Area yang Menggelar Shalat Idul Fitri 1444 H/2023, Simak Selengkapnya!

Mulanya, masyarakat saat itu menggunakan ketupat yang mereka pasang di tanduk kerbau sebagai perayaan syukur atas hasil panen.  

Memasuki abad 15 hingga 16, penggunaan ketupat mengalami perubahan sejak salah satu tokoh bernama Sunan Kalijaga yang mengadaptasi benda tersebut sebagai sarana untuk menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa.

Selain itu, dia juga mengenalkan tradisi Bakda Lebaran dan Bakda Kupat. Sebagai informasi, Bakda Kupat merupakan sebuah perayaan berupa tradisi membuat ketupat yang dilakukan saat 8 Syawal atau seminggu setelah Idul Fitri dan 6 hari setelah puasa Syawal.

Baca Juga: HORE! Anak Balita dan Ibu Hamil Dapat Bansos PKH BPNT 2023 Sebesar Rp750 Ribu, Cek Cara, Syarat dan Ketentuan!

Istilah ketupat berasal dari kata ‘kupat’ dalam bahasa Jawa yang berarti ‘papat’ (empat). Berdasarkan filosofi Jawa, istilah tersebut memiliki beberapa makna, yaitu ‘ngaku lepat’ (mengakui kesalahan) dan ‘laku papat’ (empat tindakan).

Adapun empat tindakan yang dimaksud antara lain, lebaran (tanda berakhirnya puasa Ramadhan), luberan (berlimpahnya rezeki), leburan (saling memaafkan untuk meleburkan dosa dan kesalahan), dan laburan (menjaga kesucian lahir dan batin).

Selain istilah, tampilan pada ketupat juga memiliki filosofi tertentu. Isian beras pada ketupat melambangkan kesucian hati.

Baca Juga: Lebaran Makin Nikmat dengan Ayam Bakar Madu Renyah yang Super Enak, Dijamin Nagih Banget

Anyaman janurnya yang rumit memiliki makna akan kesalahan manusia, sedangkan untuk bentuknya yang segi empat memberi gambaran atas ‘kiblat papat limo pancer’ yang berarti arah mata angin dan ka’bah atau kiblat.

Selain itu, bahan janur pada ketupat merupakan singkatan dari ‘jatining nur’ (hati nurani). Pada sumber lain, kata janur juga dianggap sebagai akronim dari ‘Jannah Nur’ (cahaya surga).

Nah, itulah sederet informasi terkait sejarah, makna dan filosofi ketupat Lebaran. Semoga membantu.***

Editor: Nurulfitriana Ramadhani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x