Baca Juga: Daftar 23 Rest Area yang Menggelar Shalat Idul Fitri 1444 H/2023, Simak Selengkapnya!
Mulanya, masyarakat saat itu menggunakan ketupat yang mereka pasang di tanduk kerbau sebagai perayaan syukur atas hasil panen.
Memasuki abad 15 hingga 16, penggunaan ketupat mengalami perubahan sejak salah satu tokoh bernama Sunan Kalijaga yang mengadaptasi benda tersebut sebagai sarana untuk menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa.
Selain itu, dia juga mengenalkan tradisi Bakda Lebaran dan Bakda Kupat. Sebagai informasi, Bakda Kupat merupakan sebuah perayaan berupa tradisi membuat ketupat yang dilakukan saat 8 Syawal atau seminggu setelah Idul Fitri dan 6 hari setelah puasa Syawal.
Istilah ketupat berasal dari kata ‘kupat’ dalam bahasa Jawa yang berarti ‘papat’ (empat). Berdasarkan filosofi Jawa, istilah tersebut memiliki beberapa makna, yaitu ‘ngaku lepat’ (mengakui kesalahan) dan ‘laku papat’ (empat tindakan).
Adapun empat tindakan yang dimaksud antara lain, lebaran (tanda berakhirnya puasa Ramadhan), luberan (berlimpahnya rezeki), leburan (saling memaafkan untuk meleburkan dosa dan kesalahan), dan laburan (menjaga kesucian lahir dan batin).
Selain istilah, tampilan pada ketupat juga memiliki filosofi tertentu. Isian beras pada ketupat melambangkan kesucian hati.
Baca Juga: Lebaran Makin Nikmat dengan Ayam Bakar Madu Renyah yang Super Enak, Dijamin Nagih Banget