BERITASUKOHARJO.com – Sudah mau memasuki sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, paling identik dengan ibadah i'tikaf. Lantas apa sih yang membuat I'tikaf begitu penting dan apa makna dari I'tikaf itu sendiri?
I'tikaf merupakan salah satu ibadah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umat Muslim, i'tikaf sendiri biasanya dilakukan di masjid oleh umat muslim pada sepuluh hari terakhir setiap bulan suci Ramadhan.
Buat kamu yang penasaran apa makna dari ibadah i'tikaf itu, yuk simak penjelasan dari Ustaz Ammi Nur Baits mengenai makna dan pentingnya ibadah I'tikaf yang dilakukan di sepuluh hari terakhir bulan suci Ramadhan.
Dilansir BeritaSukoharjo.com dari kanal YouTube anb channel menjelaskan makna dan pentingnya i'tikaf, berikut penjelasan langsung dari Ustaz Ammi Nur Baits.
Hadits dari Aisyah R.A dia menceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW. Beliau ber-i'tikaf di sepuluh hari terakhir Ramadhan hingga beliau wafat. Kemudian setelah Nabi Muhammad SAW meninggal dunia, para istri beliau yang beritikaf.
Pada penjelasan yang lain, Aisyah R.A juga menjelaskan bahwasannya Rasulullah SAW beri'tikaf setiap hari di sepuluh hari terakhir Ramadhan, dan setelah beliau sholat subuh, beliau mendatangi tempat untuk ber-i'tikaf.
I'tikaf artinya adalah menetap di suatu tempat tertentu, karena itulah Allah SWT menyebut orang yang bersemedi di sebuah berhala Allah sebut dengan beritikaf.
Secara bahasa, i'tikaf artinya berdiam diri disuatu tempat dan tidak berpindah dalam rangka untuk beribadah.
Sementara itu, secara syariat i'tikaf adalah berdiam diri di masjid dalam rangka untuk beribadah kepada Allah SWT. Hikmah disyariatkannya i'tikaf yakni agar bisa melaksanakan ibadah dengan khusyuk dan tenang.
Hampir semua agama mengajarkan untuk berdiam diri dihadapan apa yang mereka sembah. Allah SWT juga mengajarkan yang sama untuk kaum muslim. Hanya saja tempatnya bukan di depan berhala melainkan di dalam masjid.
I'tikaf kaum Muslim insyaAllah akan mengantarkan orang yang ber-i'tikaf menuju surga. Pada hakikatnya i'tikaf sendiri bertujuan agar kita semakin perbanyak bermunajat kepada Allah SWT sehingga kita lebih banyak berdiam, membaca Al-Qur'an, atau pun berdzikir.
Nabi Muhammad SAW melakukan i'tikaf setelah sholat subuh, artinya banyak kegiatan sosial yang ditinggalkan oleh Rasulullah untuk menjalankan I'tikaf dengan khusyuk. Semakin banyak diam dan beribadah maka I'tikafnya juga semakin berkualitas.
Beberapa ulama juga menyebutkan bahwasannya orang yang ber-i'tikaf makruh untuk menghadiri prosesi melayat dan menjenguk orang sakit.
I'tikaf memang ibadah pribadi bukan ibadah sosial namun i'tikaf juga bertujuan untuk memperkuat batin seseorang.
Dalam waktu satu tahun Muslim disyariatkan untuk fokus dzikrullah yang bertujuan untuk membersihkan batin.
Yang bisa kamu lakukan di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Jadi kesempatan untuk membersihkan batin ini bisa kamu manfaatkan dengan baik ya. ***