Misteri Kutukan Fir’aun, Kutukan Raja Wawa dan Ketentuan Allah

25 Oktober 2022, 08:30 WIB
Ilustrasi - tentang kutukan Fir'aun, kutukan Raja Wawa, dan ketentuan Allah /Pixabay/8moments

BERITASUKOHARJO.com - Sebuah kutukan seorang Fir’aun bernama Tutankhamun menggemparkan dunia di awal abad ke-XX. Mungkin kamu sudah pernah membaca berita tentang kutukan Fir’aun ini.

Di awal abad ke-XX seorang arkeolog Inggris bernama Howard Carter menemukan makam Fir’aun (raja Mesir kuno) bernama Tutankhamun. Di Barat, Fir’aun atau raja itu dikenal dengan nama julukan King Tut yang terkenal karena kutukan dan hartanya.

Tidak lama setelah penemuan yang menghebohkan dunia itu, terjadi kegemparan baru. Satu per satu anggota tim penggalian kubur Fir’aun Tutankhamun mati. Timbullah desas desus bahwa kematian mereka adalah akibat dari kutukan sang Fir’aun dari Mesir kuno tersebut.

Industri film Hollywood sangat jeli melihat peluang bisnis mitos kutukan ini. Mereka lantas membuat film dengan tema kutukan Fir’aun. Ada yang berjudul Pharaoh’s Curse (Kutukan Fir’aun) yang laris manis di pasaran.

Baca Juga: Masak Orek Tahu Tempe Basah untuk Menu Makan Akhir Bulan, Enak, Ekonomis, dan Praktis, Simak Resepnya

Banyak sekali buku dan artikel yang diterbitkan dengan tema kutukan Fir’aun ini karena memang tema misteri sangat menarik.

Kutukan serupa ternyata ada juga di Jawa Timur. Kutukan itu tertulis dalam sebuah prasasti di Jawa Timur.

Dikutip BeritaSukoharjo.com dari berbagai sumber, prasasti yang berisi kutukan adalah Prasasti Sangguran yang diterbitkan oleh Raja Wawa. Di manakah ditemukannya Prasasti Sangguran?

Prasasti Sangguran ditemukan di Desa Ngandat di kawasan Batu, Malang, Jawa Timur. Prasasti ini diterbitkan oleh Raja Rakai Pangkaja Dyah Wawa Sri Wijayaloka Namottungga.

Prasasti ini oleh penguasa kolonial Raffles kemudian dihadiahkan kepada atasannya yaitu gubernur jendral Inggris di India. Lord Minto, nama si gubernur kemudian membawanya ke kediamannya di Skotlandia.

Baca Juga: Daging Ayam Diolah Pakai Resep Ini Jadi Rendah Lemak, Simpel tapi Bikin Nambah Nasi

Isi Prasasti Sangguran pada intinya memerintahkan pengelolaan sebuah kawasan dan bangunan suci. Ada juga pengaturan tentang pungutan.

Kemudian yang menarik adalah adanya ancaman. Hal inilah yang diyakini sebagai kutukan. Kutukan atau ancaman itu ditujukan kepada siapa saja yang tidak taat.

Jadi sejatinya itu adalah upaya penegakan aturan. Tujuannya agar warga taat pada aturan hukum yang berlaku saat itu.

Dalam Islam nasib manusia sepenuhnya ada dalam kekuasaan Allah. Kematian manusia adalah takdir Allah. Demikian juga bencana juga terjadi atas seijin Allah.

Baca Juga: Cara Beda Makan Indomie, Modal Sebungkus Jadi Cemilan Sebanyak Ini, Lengkap Resep Saus Spesial, Enak Banget!

Dalam Al-Qur’an Allah berfirman:

“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami”. (Q.S. Al Anbiya: 35)

Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemuimu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Jumu’ah: 8)

"Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh." (Q.S. An Nisa: 78).

"Dia (Allah) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (Q.S. Al Mulk: 2)

Katakanlah: “Malaikat maut yang diserahi untuk mencabut nyawamu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan." (Q.S. As Sajdah: 11)

Baca Juga: Modal Bakso Sapi Bisa Jadi Resep Ide Jualan Rp10.000-an, Rasanya Pedas dan Nikmat

Dari ayat-ayat di atas itu menjadi jelas sekali bahwa manusia akan mati. Itu adalah takdir Allah. Manusia tidak mampu menghindarkan diri dari kematian meskipun berlindung di benteng.

Jadi kematian itu Allah yang menentukan, bukan sesama manusia. Meskipun raja atau penguasa tidak mampu menentukan. Apalagi kalau dia sudah mati. Jelas sudah tidak ada kekuasaannya untuk mematikan manusia lain.

Allah memerintahkan malaikat maut untuk mencabut nyawa manusia. Jelas juga bahwa Allah lah yang memiliki kewenangan memerintahkan malaikat maut. Bukan manusia.

Baca Juga: Bosan dengan Ayam Bakar? Cobain Menu Iga Bakar yang Gurih dan Lembut dengan Sambal Kecap Ini, Bikin Nagih Lho

Orang beriman (mukminin) dan orang bertaqwa (muttaqin) hanya percaya kepada Allah. Wahyu Allah yang terhimpun di dalam Al Qur’an itulah kebenaran mutlak. 

Mukminim muttaqin jelas tidak percaya kepada mitos mitos kutukan dari Fir’aun dan raja siapapun.***

Editor: Risqi Nurtyas Sri Wikanti

Sumber: Berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler