Berbagai Hal yang Menghambat Penyembuhan Patah Tulang. Salah Satunya Merokok

27 Mei 2022, 16:16 WIB
Beberapa hal yang dapat menghambat penyembuhan kondisi patah tulang. Salah satu penyebabnya adalah merokok. /pixabay.com/spinheike/

BERITASUKOHARJO.com - Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi dari RS Pusat Otak Nasional, dr. Muhammad Adib Khumaidi, Sp.OT mengungkapkan ada beberapa hal yang dapat menghambat penyembuhan kondisi patah tulang. Salah satu penyebabnya adalah merokok.

"Merokok dapat merusak pembuluh darah dan menurunkan sirkulasi darah, " ucap Adib yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi & Traumatologi Indonesia (PABOI) itu dalam sebuah webinar kesehatan pada hari Senin.

Bukan hanya merokok yang dapat menjadi penghambat patah pulang, ada beberapa antara lain seperti pergerakan tulang yang cedera, kondisi kesehatan karena diabetes, gangguan hormon atau penyakit pembuluh darah, fraktur yang berat, rumit dan sudah terinfeksi, serta usia yang sudah lanjut.

Baca Juga: Buya Yahya Wafat. PP Muhammadiyah: Beliau Patut Digelar Bapak Bangsa

"Penatalaksanaan kondisi fraktur pada pasien dengan etiologi penyebab ini maka harus ditangani juga hal-hal yang bisa mempengaruhi penyembuhan fraktur ini," ucap Adib.

Dalam proses penyembuhan tersebut mempunyai risiko gangguan yang dapat dipengaruhi lokasi, jenis fraktur, vaskularisasi, fragmen fraktur, imobilitas, adanya infeksi, penyakit metabolik, nutrisi dan obat-obatan.

Adib juga mengatakan bahwa ada sekitar 10 persen fraktur yang menunjukkan gangguan penyembuhan pada tulang yang patah.

Kasus tersebut yang muncul infeksi terjadi paling banyak pada kondisi fraktur tulang tibia terbuka.

Baca Juga: Ini Alasan Pemerintah Arab Saudi Larang Warganya Berkunjung ke Indonesia

Fase penyembuhan fraktur meliputi terjadinya pembentukan inflasi, pembentukan tulang rawan dari sel induk, penggantian tulang rawan yang akan menjadi tulang, fase remodelling. Pasien patah tulang harus memahami fase tersebut agar Anda bisa tahu kapan boleh kembali melakukan mobilisasi.

"Pertanyaan pasien, kapan bisa lepas tongkat, boleh langsung gerak?. Sangat dipengaruhi fase penyembuhan fraktur dan ini juga akan berbeda pada kondisi klinis yakni tertutup atau terbuka, usia. Artinya pasien anak-anak dengan orang dewasa berbeda pada lamanya penyembuhan fraktur," ucap Adib.

Baca Juga: Simak! 5 Aplikasi di HP Android yang Sangat Berguna Untuk Penulis

Adib pun menambahkan bahwa penyembuhan fraktur yang lambat bisa menyebabkan morbiditas serta menjadi beban ekonomi, karena dapat mengurangi produktivitas pasien serta dapat membuat mereka harus melakukan kontrol secara rutin ke rumah sakit. ***

Editor: Inung R Sulistyo

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler