Taliban Kuasai Afganistan Disebut Fadli Zon Sejarah Kekalahan Baru Amerika

21 Agustus 2021, 09:54 WIB
Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon /Pikiran Rakyat/Twitter.com/@fadlizon/Twitter.com/@fadlizon

SUKOHARJOUPDATE - Keberhasilan Taliban menguasai Afganistan merupakan sejarah baru bagi negara tersebut. Tak hanya sejarah baru bagi Afganistan, keberhasila Taliban juga merupakan sejarah baru bagi Amerika Serikat.

Bagaimana tidak, keputusan yang diambil Negara Adidaya menarik seluruh tentaranya dari Afghanistan menandakan bila Negeri Paman Sam sudah kalah perang sejak invasi pertama yang dilakukan pada tahun 2001.

Padahal, biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasionalkan mesin perang mereka di Afganistan telah mencapai triliunan dolar AS.

Baca Juga: Melarikan Diri Ke Tajikistan, Presiden Afghanistan Bersumpah Akan Kembali

Pandangan itu diungkapkan Politisi Partai Gerindra Fadli Zon. Seperti yang diberitakan pikiran-rakyat.com dengan judul 'Fadli Zon: Sejarah Akan Catat AS Kalah Hadapi Taliban Usai 20 Tahun, Habiskan 2 Triliun Dolar" politisi senior Partai besutan Prabowo Subianto itu mengatakan sejarah akan mencatat kekalahan Amerika Serikat (AS) menghadapi Taliban setelah menginvasi sejak tahun 2001 dan menghabiskan biaya triliunan dolar AS.

"Sejarah akan mencatat AS kalah hadapi Taliban usai 20 tahun pendudukan, dg habiskan US$ 2 triliun," kata Fadli Zon di akun Twitternya, Sabtu, 21 Agustus 2021.

Dia berharap Taliban akan memenuhi janjinya untuk menciptakan stabilitas hubungan internasional hingga menghormati hak-hak perempuan.

Baca Juga: Lemahnya Pemerintahan Joe Biden Dinilai Guru Besar UNS Jadi Keberhasilan Taliban Kuasai Afghanistan

"Kini Taliban menjadi penguasa Afganistan n berjanji akan menciptakan stabilitas n hub internasional yg damai. Juga akan menghormati hak2 perempuan. Mudah2an itulah yg akan terjadi," ujar Fadli Zon menambahkan.

Taliban semakin leluasa merebut kota-kota Afganistan sejak AS mengumumkan penarikan pasukannya pada Mei 2021 lalu. Taliban kemudian dengan cepat menguasai ibu kota provinsi bahkan tanpa perlawanan sama sekali.

Sebelumnya diberitakan, Presiden AS Joe Biden berjanji akan menjadi Presiden Amerika Serikat terakhir yang berurusan di Afganistan.

Baca Juga: Legislator Desak Pemerintah Segera Evakuasi WNI dari Afghanistan

"Saya adalah Presiden keempat yang memimpin kehadiran pasukan Amerika di Afghanistan, dua Republikan, dua Demokrat. Saya tidak akan, dan tidak akan meneruskan perang ini ke Presiden kelima", ujar Joe Biden.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan dunia internasional harus membimbing dan mendukung Afganistan saat bertransisi ke pemerintahan baru. Wang Yi juga meminta untuk tidak memberikan tekanan.

Masyarakat internasional harus mendorong dan membimbingnya ke arah yang positif, alih-alih memberikan lebih banyak tekanan,” kata Wang Yi, dikutip dari Reuters, Jumat, 20 Agustus 2021.*** (Julkifli Sinuhaji/pikiran-rakyat.com)

 

Editor: Bramantyo

Tags

Terkini

Terpopuler