Pergerakan Saham Eropa ditutup Datar Karena Kekhawatiran Fed dan Varian Delta

- 25 Agustus 2021, 09:21 WIB
Dibuka pada Senin 16 Desember 2019, Bursa Saham Australia sudah kembali melonjak. Dalam hal ini, sektor perawatan yang mendominasi disusul sektor lainnya
Dibuka pada Senin 16 Desember 2019, Bursa Saham Australia sudah kembali melonjak. Dalam hal ini, sektor perawatan yang mendominasi disusul sektor lainnya /ANTARA

SUKOJARJOUPDATE - Kemunculan varian Delta sedikit banyak ikut mempengaruhi pergerakan saham di pangsa Eropa.

Banyak para investor lebih memilih wait and see untuk melakukan pergerakan jual beli saham. Terutama menjelang adanya pembaharuan kebijakan moneter di Amerika Serikat.

Para investor ini tak bergerak meskipun data pemulihan ekonomi di Jerman menunjukan grafik naik.

Baca Juga: Korban Pinjol Ilegal Berjatuhan, Ini Tips Aman Yang Diberikan Polda Jateng

Seperti dikutip dari Antara, Indeks STOXX 600 pan-Eropa pada penutupan tidak mengalami banyak pergeseran. Sebagian besar ditutup tidak berubah pada 471,79 poin, menyusul aksi jual pada pekan lalu yang menyebabkan indeks turun dari level rekor.

Begitu pula untuk sektor yang terkait komoditas terus melampaui pasar umum. Meskipun harga minyak dan logam naik di tengah harapan pemulihan di negara importir utama China.

Saham sumber daya dasar mencatat kinerja terbaik, naik 2,0 persen.

Baca Juga: Tsunami Hebat Hantam Garuda, Direksi dan Komisaris Dipangkas, Berikut Susunan Barunya

Saham perjalanan juga melonjak hampir 2 persen setelah regulator kesehatan AS memberikan persetujuan penuh untuk vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Pfizer Inc dan BioNTech SE dalam sebuah langkah yang dapat mempercepat inokulasi AS.

Saham global goyah pada pekan lalu setelah data dari AS dan ekonomi Asia mengisyaratkan terjadinya pemulihan ekonomi global yang melambat. Ini dipicu karena lonjakan virus corona varian Delta mendorong penerapan pembatasan baru di beberapa bagian dunia.

Investor sedang menunggu pidato kepala Federal Reserve AS Jerome Powell di simposium tahunan Jackson Hole pada Jumat untuk melihat petunjuk tentang rencana pengurangan pembelian aset bank sentral.

Baca Juga: Tak Tega Lihat Kondisi Garuda Indonesia, Putri Gus Dur Yenny Wahid Putuskan Mundur

"Sejak rilis risalah Fed pekan lalu, konsensus untuk memulai tapering telah bergerak sedikit maju, dari awal 2022 menjadi Desember 2021," kata analis Unicredit.

"Kejutan hawkish dari Jackson Hole tampaknya lebih kecil kemungkinannya dan mungkin topik utama yang relevan berikutnya adalah laporan pasar tenaga kerja AS pada 3 September."

Sedangkan, di Jerman, saham dinegara itu mengalami kenaikan 0,3 persen karena data menunjukkan produk domestik bruto Jerman tumbuh 1,6 persen pada kuartal dari April hingga Juni, sedikit naik dari perkiraan sebelumnya yang sebesar 1,5 perse, dibantu oleh konsumsi swasta dan pengeluaran negara.

Baca Juga: Rekening Penerima Bansos Terblokir Merembet ke Karanganyar, Jumlahnya Sebegini

Marks and Spencer Group naik 4,1 persen setelah Berenberg dan Credit Suisse menaikkan target harga mereka pada saham pengecer Inggris.

Novartis tergelincir 1,7 ersen setelah pembuat obat Swiss itu mengatakan terapi Kymriah CAR-T tidak memenuhi titik akhir utama dalam studi tahap akhir. ***

 

Editor: Bramantyo

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah