Baca Juga: Peduli Dampak Erupsi Gunung Semeru, Polres Sukoharjo Galang Bantuan untuk Pengungsi
Karena berada di tengah sungai, Intan yang dibantu 10 karyawan, setiap hari menaikkan meja dan kursi ke daratan. Pagi harinya, diatur sedemikian rupa, siap menyambut mentari yang sinarnya menyelinap di dedaunan pohon gayam raksasa.
Di bawah pohon gayam raksasa itulah, meja dan kursi ini diatur, siap menunggu para pengunjung yang datang dari Boyolali dan sekitarnya.
"Pengunjungnya luar biasa, ternyata mereka sangat antusias. Terbukti, dalam sehari, ada 100 sampai 200 yang datang," jelas Intan.
Kalau akhir pekan, Sabtu-Minggu, pengunjungnya bisa membludak. Parkiran yang berada di depan rumah, sampai tidak muat menampung sepeda motor dan mobil.
Awalnya memang hanya Intan yang memulai membuka kulineran di dasar sungai. Ia memanfaatkan sekitar seratus meter aliran sungai. Namun sekarang, tetangga kanan kirinya, ikutan juga membuka kulineran serupa.
"Yang saya kelola sekitar 100 meteran, kanan dan kiri ini bukan punya saya. Area-nya dibatasi dengan tulisan "batas tempat makan".
Baca Juga: BNPB Siap Berikan Uang Sewa Selama 6 Bulan Bagi Warga Terdampak Erupsi Gunung Semeru
Angkringan Pagi dan Kopi Lepen mulai buka jam 8.00 sampai jam 5 sore, dengan sajian menu cukup variatif. Ada makanan berat, ringan, dan aneka minuman. Dari soto, nasi sambel welut, mie ketoprak, gado-gado, nasi pecel, serta menu andalan kepala ikan mayung.