SUKOHARJOUPDATE - Sendang Sinangka, banyak dikunjungi orang untuk melakukan prosesi ritual dan dikeramatkan yang berlokasi di desa Keloran, Selogiri, Wonogiri, Jateng.
Pengunjung yang datang biasanya mengawali dengan ritual mandi air sendang sebanyak tujuh ember yang maknanya tercai tujuannya. Selain itu mempertajam batin, jiwa dan fikirannya, untuk menangkap firasat atau wangsit saat melakukan ritual.
“Sehingga bisa mendapatkan pertolongan, ketika menerima godaan gaib” ujar Suratno, juru kunci Sendang Sinangka.
Setelah mandi sebanyak tujuh ember, maka dilanjutkan dengan mengucapkan doa dan sesajian sederhana di sebuah petilasan di samping sendang.
Sesajian hanya berupa bunga serta membakar beberapa dupa atau kemenyan. Konon di petilasan ini, sering terjadi kemunculan mahkluk gaib, dipercaya dijadikan petunjuk sebagai berkah, bagi pengunjung atau siapa saja yang mengalami dan mengetahuinya.
Mahluk gaib yang sering muncul itu, diantaranya sosok lelaki tua mengenakan jubah putih, bersurban putih. Pengunjung yang melihat penampakan gaib ini mudah mendapat berkah setelah melakukan ritual dari tempat ini.
Bagi peziarah pria, sering ditemui mahkluk gaib berwujud wanita cantik. Lalu menggoda dengan mencium wajah pria itu.
“Bahkan, buga membisiki dengan mesra, mengajak bercinta’ ceritanya
Nah jika pria itu bersedia diajak bercinta, maka biasanya keinginan atau permintaan yeng bersangkutan mudah terlaksanan.
“Biasanya wanita cantik penggoda itu, muncul menjelang tengah malam. Selanjutnya tergantung dari mental si pria itu sendiri” ujarnya.
Bagi warga desa setempat jika sedang punya hajat seperti perkawinan atau sunatan, juga tak lupa untuk memberikan sesaji di Sendang Sinangka. Jika ada warga yang melupakan persembahan sesajii, maka saat pesta hajatan berlangsung, pasti diganggu ‘penunggu gaib’ disini.
Misalanya, tiba-tiba listriknya padam dengan waktu lama atau alat sound systemnya ngadat yang membuat jalannya pesta.terganggu. Begitu pula ada pantangan bagi pengunjung wanita, ketika sedang haid (datang bulan) dilarang mandi di sendang.
Jika melanggar biasanya akan pingsan atau kesurupan. Bahkan pernah ada yang nekat melakukan ritual. Setelah sampai di petilasan, bawah pohon tiba-tiba saja sepasang sandalnya terangkat ke atas dan dilempar ke wajahnya, tanpa kelihatan siapa yang melemparnya.
Baca Juga: Telaga Madirda Daya Magnet Wisata di Lereng Gunung Lawu, Ganjar Ingatkan Pengelola Jaga Alam
Karuan saja kalau wanita ini lari pontang panting dan ketakutan. Baru akan mendapatkan ketenangan, setelah berkonsultasi dan mendapat solusi dari si penjaga sendang.***