Menikmati Kuliner di Alam Terbuka Pantai Gading Purba Wonogiri

28 November 2021, 10:20 WIB
Pengunjung bersantai menikmati kuliner di Pantai Gading Purba tepi WGM /Sukoharjoupdate/ Kinan Riyanto /


 

 

SUKOHARJOUPDATE - Ingin menikmati kuliner yang unik dan berbeda? Datanglah ke kuliner Pantai Gading Purba di Wonogiri, Jawa Tengah.Di sini pengunjung bisa menikmati aneka kuliner olahan ikan di pinggir waduk.

Ya, meskipun namanya kuliner Pantai Gading Purba, namun tempatnya bukan di pinggir pantai, melainkan di tepi Waduk Gajah Mungkur (WGM) Desa Sendang, Wonogiri. Tempat ini berada di pinggir jalan raya, setengah kilometer sebelum pintu masuk obyek wisata WGM.

Awalnya tempat ini hanya pinggir waduk yang tidak terurus, banyak gulmanya. Menurut pengelola sekaligus pemilik resto, Sugiyanto, tanah pinggir waduk ini statusnya milik Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS). Dirinya mengajukan ijin untuk menempati lokasi ini. Setelah diijinkan pada Agustus 2020, ia melebarkan area kuliner.

Baca Juga: Sungai Kendo Bima Meluap, 248 Rumah Warga Terendam Banjir

"Tanah yang saya gunakan untuk area kuliner seluas 800 meter milik perorangan yang berdekatan dengan area tanah BBWS. Setelah ijin turun, saya melebarkan area kulinernya ini, saya tambahi gazebo, rumah Papua, spot selfie dan lain-lain," kata Sugiyanto yang biasa disapa Bob ini.

Menurut sejarah, sebelum ada obyek wisata WGM, dulu masyarakat berwisata di tempat ini, namanya Pantai Gading Purba. Karena lokasinya tidak bisa menampung luapan pengunjung, akhirnya pemerintah membuka obyek wisata WGM sampai sekarang.

"Saya sengaja memakai nama Pantai Gading Purba, untuk memunculkan sejarah lama agar tak terlupakan," ujar Sugiyanto.

Baca Juga: Ajaib, Bamsoet Tak Alami Luka Meski Mobil Balap Ketua MPR Terguling Jungkir Balik Saat Eksebisi Really

Selain bisa menikmati indahnya waduk, pengunjung juga disuguhi semacam flying fox sepanjang 70 meter yang fungsinya untuk mengantar makanan ke bawah.

Menu yang ditawarkan di tempat ini spesial olahan ikan nila dan menu-menu yang lain. Yang menarik, resto ini juga menjual keripik olahan warga Desa Sendang.

Jadi, semua pengunjung di resto ini wajib membeli keripik produk warga, untuk memulihkan perekonomian saat pandemi ini.

Baca Juga: Satu Rumah Warga Garut Hanyut dan 20 KK Mengungsi Akibat Banjir

"Di sini saya mewajibkan semua pengunjung membeli minimal satu produk keripik yang dihasilkan warga Sendang. Tujuannya agar perekonomian mereka pulih saat dihajar pandemi ini," tutur Sugiyanto yang juga seorang dosen ini.

Ia menambahkan, saat pandemi berlangsung, obyek wisata WGM banyak tutupnya, sehingga warga yang menggantungkan rejeki di WGM tidak punya penghasilan.

Akhirnya Sugiyanto berinisiatif untuk menjual produk warga di resto alamnya ini dengan harga terjangkau.

Baca Juga: Digugat Anak Kandung Soal Hibah Warisan, Ibu Tua di Boyolali ini Nampak Tegar

Resto alam yang ia kelola ini juga baru saja berdiri, bertepatan awal pandemi. Awalnya resto berada di pinggir jalan raya dengan nama Resto Nila Kencana. Usaha ini buka tutup karena pemberlakukan PPKM. Otomatis semua karyawan libur tidak ada penghasilan.

Saat ada kelonggaran PPKM, ia membuka usahanya lagi. Tempat yang ia ambil di bawah, di pinggir waduk dengan menggelar tikar. Ternyata peminatnya banyak.

"Saat saya beri pilihan menggelar tikar di bawah, banyak pengunjung yang suka. Akhirnya resto saya pindah ke bawah dengan tambahan fasilitas, di atas saya fungsikan untuk tempat parkir," kata Sugiyanto yang juga tergabung dalam komunitas relawan ini.

Baca Juga: Dua Orang Curi Kotak Amal Masjid di Karangpandan Karanganyar Terekam Kamera CCTV

Salah seorang pengunjung asal Solo, Heri Putro Sembada, mengaku takjub dengan keindahan resto alam ini. Begitu menginjak tempat ini, ia berpikir, oh ternyata di pinggir waduk ada resto tersembunyi yang cukup indah dengan menu cukup variatif, rasanya enak dengan harga terjangkau.

"Keren ini tempatnya, saya baru pertama kali datang di sini. Awalnya saya iseng-iseng saja saat melintas di Wonogiri. Nyari-nyari info di internet, akhirnya berlabuh di resto alam ini, sangat cocok untuk suasana pandemi saat ini, bebas di alam terbuka," kata Heri yang memesan nasi berkat.

Resto alam ini buka jam 8 pagi sampai jam 6 sore. Bila akhir pekan, pengunjungnya membludak. Untuk mengantisipasi agar tak terjadi kerumunan massa, pengelola melakukan sistem buka-tutup. Apabila pengunjung di bawah sudah sesuai kapasitas, petugas yang jaga di depan tidak memperbolehkan pengunjung masuk. Hal ini untuk mematuhi protokol kesehatan.

Baca Juga: Persika Karanganyar Kandaskan Mimpi PSIR Rembang Melaju ke Babak 4 Besar Liga 3 Jateng

Selain menikmati kuliner, pengunjung juga bisa menyewa perahu dengan biaya Rp100.000, yang bisa disii 6 orang untuk mengelilingi WGM.***

 

 

 

Editor: Kinan Riyanto

Tags

Terkini

Terpopuler