“Ya, ini antusias warga Hindu untuk mengikuti acara ini bertambah, tadinya hanya 50 an peserta, tapi ini ada 100 an lebih. Karena ya,sudah lama tidak ada acara seperti karena pandemi ini,” paparnya.
Ia berharap, dengan adanya Mecaru dan pembakaran ogoh ogoh, umat Hindu yang melaksanakan ibadah Nyepi mendapat keselamatan dan kerahayuan.
“Nantinya setelah acara ini, roh yang akan menganggu diri manusia tidak terjadi, karena sudah dilakukan upacara bersama,”ujarnya.
Terpisah, Camat Banyudono Jarot Purnama mengatakan, sebelum Mecaru dan membakar ogoh ogoh, mereka sudah melakukan mendak tirto.
“Mereka sebelumnya sudah melakukan mendak tirto dan dilanjut melakukan arak arakan keliling kampung dengan mengusung ogoh ogoh,” sebut Jarot.
Baca Juga: Empati Kepada 50 Keluarga Tahanan, Polres Sukoharjo Bagikan Paket Bansos
Menurutnya, karena saat ini masih pandemi Covid-19, umat Hindu yang melaksanakan acara di pura harus mematuhi peraturan pemerintah dengan menjaga protokol kesehatan.
“Boyolali masuk pada level 3, makanya mereka harus taat juga dengan instruksi bupati dan tetap menjaga prokes,” pungkasnya.***