Dirinya menjelaskan, ia berjualan angkringan karena diajak bapaknya, Gito Sumarto yang kini sudah almarhum.
Kalau di rumah, dirinya bekerja serabutan. Kadang menjadi buruh, membantu bertani tetangganya, atau pekerjaan lainnya.
Baca Juga: Awalnya Bekerja di Hotel, Karena Pandemi Pria ini Beralih Jadi Petani
Pelaku penjual lainnya yang sudah sepuh, Gimin Triyanto (80 tahun) menceritakan, dulu dirinya sudah berjualan angkringan sejak tahun 1945.
Area jualannya berkeliling dari Kadipiro, Joglo Sumber, Terminal Gilingan, dan lain-lain.
''Sejak geger-gegeran itu, saya sudah berjualan angkringan. Dulu masih harus berjalan kaki berkeliling, menawarkan dagangan sambil membawa tumbu besar kanan kiri, lalu dipikul,'' kata Mbah Gimin mengenang.
Bila jualan sedang sepi, dirinya terkadang menarik becak. Yang penting dapur ngebul dan pulang membawa uang untuk keluarganya.
Pelaku usaha lainnya, adalah angkringan Sukimin (60 tahun) yang buka di depan BRI Cawas. Angkringan yang dikelola keluarga ini, mulai buka jam 15.00 WIB sampai jam 20.00 WIB karena mematuhi PPKM kala pandemi ini.
Pasutri Sukimin - Sarjinem ini sudah membuka usaha angkringan sejak belasan tahun silam. Di sini menunya lumayan komplit, ada aneka gorengan yang selalu panas.