Sejarah candi ini diketahui dari kitab Pararaton. Ia disebut sebagai "Jajagu". Kata inilah yang kemudian berubah menjadi "Jago".
Candi Jago dibangun sebagai tempat untuk menghormati Raja Singasari yang bernama Sri Jayawisnuwardhana.
Seperti candi-candi lainnya di Indonesia, sejak runtuhnya kerajaan pendukungnya, mereka suday ditinggalkan.
Kerajaan Singasari dan Majapahit yang mendukung keberadaan Candi Jago pun sudah runtuh sejak abad ke-15.
Setelah itu, pusat kekuasaan di Jawa lantas pindah ke Jawa Tengah. Maka sejak itu pula candi ini turut ditinggalkan.
Baca Juga: Olahan Pisang, Santan, dan Telur Jadi Cemilan Legit Super Enak, Bikin Gak Bisa Berhenti Ngunyah!
Candi Jago ditemukan pada abad ke-19, tepatnya tahun 1834. Pemerintahan kolonial saat itu lalu membersihkannya dari semak belukar. Konon kondisinya kala itu juga sudah rusak.
Sayang sekali kondisi candi ini sudah rusak. Bagian badan dan atapnya sudah roboh. Sekarang hanya tinggal bagian bawahnya saja. Itupun sudah dalam kondisi tidak prima.
Namun, untunglah di bagian bawah itu, terutama di dindingnya, masih bisa kita lihat relief yang mengandung beberapa cerita.