Metafora Bedhaya Mintaraga dalam Pagelaran Catur Sagatra

- 23 Juli 2022, 19:16 WIB
Penampilan Tarian Bedhaya Beksan dalam Acara Catur Sagatra
Penampilan Tarian Bedhaya Beksan dalam Acara Catur Sagatra /Pemerintah Provinsi Yogyakarta

 

BERITASUKOHARJO.com - Catur Sagatra  adalah bentuk silarurahmi keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, keraton Surakarta Hadiningrat, Pura Pakualaman dan Pura Mangkunegaran.

Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menyelengarakan pagelaran budaya Catur Sagatra pada 22 Juli 2022. Acara ini digelar di komplek Kepatihan, Jalan Malioboro, Yogyakarta.

Dalam pagelaran Catur Sagatra tersebut ditampilkan tarian klasik Jawa. Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menampilkan Bedhaya Mintaraga.

Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menampilkan Bedhaya Ratu. Pura Pakualaman menampilkan Bedhaya Wasita Nrangsemu dan Pura Mangkunegaran menampilkan Bedhaya Ladrang Mangungkung.

Baca Juga: Resep Bakpia Kukus Coklat Lumer, Mudah Dibuat, Cocok Jadi Cemilan dan Ide Isian Snack Box

Tari Bedhaya adalah tarian klasik Jawa yang gerakannya halus lembut. Musik gamelan pengringnya memainkan gending dengan tempo lambat.

Busananya sudah tentu dengan busana batik dilengkapi dengan selendang. Selain musik gamean pertunjukan diiringi dengan tembang para yang merupakan narasi ceritanya.

Acara ini masih bisa disaksikan di kanal Youtube KratonJogja. Beritasukoharjo mengutip dari kanal tersebut. Disebutkan bahwa cerita Bedhaya Mintaraga memiliki metafora.

Dikisahkan bahwa Raden Harjuna atau Arjuna bertapa. Dewa lalu mengujinya dengan mengirimkan tujuh bidadari cantik. Arjuno mampu mengatasi ujian tersebut. Dewa lalu memberi hadiah panah pusaka bernama Pasopati.

Baca Juga: Rahasia Cara Menyimpan Daun Pisang agar Awet dan Tetap Hijau Selama 1 Bulan, Simak!

Arjuno juga diberi hadiah menikahi tujuh bidadari cantik dari kahyangan. Sejatinya ini adalah metafora. Semuanya adalah perlambang sifat-sifat yang utama ada di dalam dirinya.

Misalnya Sembadra adalah perlambang pencerahan. Jadi dia mengerti segala hal. Dewi Supraba artinya sukma sudah menguasai raga.  Semuanya sudah manunggal jati dalam diri Arjuno.

Para istri itu membawa senjata pusaka berupa panah dan keris. Keris pusaka Pulanggeni adalah perlambang selalu ingat dan waspada. Dewi Larasati membawa panah Sarotama.

Srikandi membawa panah Ardhadhedali. Manohara membawa Hagnirastra yang melambangkan  kesucian jiwa.   Dewi Lestari membawa Kalamisani melambangkan kelanggengan.

Baca Juga: Jarang Diketahui! Tips Rahasia Memasak Sawi agar Tidak Pahit dan Tetap Hijau, Ternyata Ini Kuncinya

Dewi Palupi membawa membawa Kalanadah. Dresanala membawa Lar Ngantap yang melambang welas asih dan tulus ikhlas.

Semuanya bermakna bahwa Arjuna adalah lambang satria sejati. Ilmunya sudah menyatu dengan jiwa raganya. Maka dia memiliki ilmu sangat tinggi.

Ketika Arjuno menyirnakan Niwata Kawaca juga dinarasikan dalam Bedhaya Mintaraga bahwa itu adalah metafora. Maknanya bahwa Arjuno sudah mampu menguasai nafsunya dia mampu menguasai dirinya.

Baca Juga: Resep Kue Lapis Tepung Beras, Cemilan Warna Cantik Bikin Mata Tertarik

Pagelaran Bedhaya Mintaraga yang anggun dan sakral ditutup dengan narasi dan tembang. Narasi itu berisi doa dan harapan agar negara tentram, damai, selamat.

Bedhaya Mintaraga yang anggun dan lembut memang menyimpan metafora yang dalam. Itulah metaforanya sepeti yang dinarasikan oleh ki dalang dan waranggana dalam pagelaran tersebut. Semoga bermanfaat.***

Editor: Choirul Hidayat

Sumber: jogjaprov.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah