Cerita Arjuno Wiwoho, Kisah Klasik yang Sarat Makna

- 20 Juli 2022, 11:55 WIB
Arjuno Wiwoho
Arjuno Wiwoho /Tangkap layar Instagram.com/@sonobudoyo

BERITASUKOHARJO.com - Sudah tau cerita Mahabarata dan Ramayana kan? Sebenarnya itu cerita impor dari India. Tapi karena sudah diterjemahkan lebih dari seribu duaratus tahun lalu, maka keduanya sudah menyatu ke dalam kebudayaan Indonesia. Mereka sudah tidak terasa asing.

Cerita Panji memiliki kekhasan. Karena cerita Panji ini adalah cerita asli karya bangsa Indonesia. Penulisnya banyak dan variasi ceritanya juga banyak sekali. Nah selain itu ada lagi loh cerita klasik karya anak bangsa kita. Namanya Arjuno Wiwoho.

Cerita Arjuno Wiwoho ditulis oleh Empu Kanwa di abad ke 11. Dia hidup di masa kerajaan Kediri di Jawa Timur.

Baca Juga: Resep Singkong Wijen Gulung, Cemilan Kue Cantik dan Enak dengan Bahan-Bahan Sederhana

Arjuno adalah salah satu tokoh dari cerita Mahabarata. Dia adalah anak ketiga dari Pandu Dewonoto, raja Hastinapura. Dalam wayang Jawa, Hastinapura ini diucapkan Ngestino.

Wiwoho dalam bahasa Jawa artinya kehormatan, atau mendapat kehormatan. Jadi arti keseluruhan adalah Arjuno yang mendapat kehormatan. Bagaimana alur ceritanya?

Kisah itu adalah tentang masa muda Arjuno. Saat itu Arjuno dan keempat saudaranya yang disebut Pandowo Limo sedang menempa diri. Mereka sedang menyiapkan diri dalam ilmu kenegaraan dan ilmu perang. Karena ketegangan dengan saudara sepupu mereka makin meningkat.

Baca Juga: Resep Kalio Telur, Menu Lezat Ketika Tanggal Tua, Dijamin Bikin Nagih

Ketegangan hubungan itu dipicu oleh perebutan tahta. Ayah Arjuno yang namanya Pandu Dewonoto dulu adalah raja Hastinapura (Ngestino). Karena dia mati muda lantas digantikan oleh kakaknya yang bernama Destoroto.

Akibatnya anak Destoroto maupun anak Pandu Dewonoto sama sama merasa berhak menjadi raja Hastinapura. Maka hubungan mereka menjadi tegang.

Nah Arjuno lalu memutuskan untuk bertapa di Gunung Indrikilo. Dia berpakaian sederhana dan inggal di sebuah gua. Namanya menjadi Begawan Ciptoning alias Begawan Mintaraga.

Baca Juga: Cobain Resep Cemilan Sosis Super Enak dan Garing, Pasti Buat Kamu Ketagihan

Dewa lalu mengujinya. Tujuh bidadari tercantik di Kahyangan diturunkan untuk menggoda Arjuno. Di antaranya ada yang bernama Wilutomo dan Suprobowati. Tapi kerena niatnya sangat teguh Arjuno tidak tergoda dengan kecantikan mereka.

Karena tapanya berhasil maka dewa memberinya hadiah sebuah panah sakti bernama Pasopati. Konon kalau panah itu ditembakkan ke laut maka laut akan kering. Jika ditembakkan ke gunung maka gunungnya akan runtuh.

Ketika Arjuno mau pulang warga desa minta tolong karena diganggu celeng (babi hutan) raksasa. Arjuno lalu memanah si celeng. Ketika dia mendatangi si celeng untuk mencabut panahnya ternyata ada sebuah anak panah lain yang membunuh si celeng. Seorang satria lain mengaku membunuh celeng itu juga.

Baca Juga: Resep Kue Apem Panggang, Olahan Tape Singkong yang Manis, Lembut dan Wangi

Terjadi ketegangan lalu perkelahian. Ternyata si satria lebih sakti. Arjuno kalah. Satria itu lalu berubah wujud menjadi dewa.

Arjuno lalu diberi tugas untuk menumpas raja raksasa bernama Niwata Kawaca. Saat itu si raja raksasa menyerang kahyangan karena ingin menikahi seorang bidadari, tentu saja keinginan itu ditolak.

Itulah sebabnya Niwata Kawaca menyerang kahyangan. Ternyata Niwata Kawaca sangat sakti. Dia kebal senjata tajam. Sehingga pasukan para dewa terdesak. Maka dewa meminta bantuan Arjuno untuk mengalahkan Niwata Kawaca.

Arjuno menyanggupi tugas itu tanpa ragu. Tapi di medan laga ternyata dia tidak bisa berbuat banyak. Dengan mudah Niwata Kawaca merobohkannya. Untung dia tidak membunuh Arjuno.

Baca Juga: Resep Cimol Anti Meledak ala Jessica Jane, Nggak Perlu Masak Sambil Pake Helm Lagi!

Para dewa lalu memiliki sebuah taktik. Mereka mengatakan kepada Niwata Kawaca bahwa Dewi Suprobo akan menemuinya. Arjuno bertugas mengawal sang Dewi tapi dengan menerapkan ilmu menghilang. Dia tidak terlhat mata manusia.

Dewi Suprobo memancing rahasia kesaktian Niwata Kawaca. Sang raja yang sudah mabuk asmara mengaku bahwa kelemahannya ada di lidahnya. Arjuno yang mendengar segera menyerangnya.

Akhirnya dalam perkelahian itu Arjuno berhasil memanah mulut sang raja raksasa sehingg Niwata Kawaca tewas. Para dewa lalu memberi hadiah. Arjuno dinikahkan dengan tujuh bidadri tercantik di kahyangan.

Baca Juga: Resep Kue Bugis Ubi Kuning, Cemilan yang Tahan Selama 2 Hari di Suhu Ruang

Setiap karya sastra membawa matafora atau perlambang. Demikian juga dengan ini, cerita ini mengilhami banyak karya lain. Beberapa komik dan drama tari dengan cerita ini pernah diterbitkan.

Di channel Youtube Keraton Jogja, kalian bisa menonton pertunjukan yang berlangsung di istana Yogya tersebut. Di channel tersebut diterangkan metafora dari tujuh bidadari tersebut dan apa perlambangnya.

Pertunjukan itu sangat anggun. Semua penarinya menari dengan sangat luwes dan penuh penjiwaaan. Gamelan, narasi dan tembangnya juga sangat apik.

Baca Juga: Hanya 3 Bahan, Resep Olahan Singkong Jadi Cemilan Kue Enak dan Cantik, Simak!

Demikianlah sekilas cerita Arjuno Wiwoho, yang dalam channel Youtube keraton Jogja pertunjukannya berjudul Yasan Dalem Engal Bedhaya Mintaraga, atau nama lain Arjuno ketika bertapa di Gunung Indrokilo.***

Editor: Choirul Hidayat

Sumber: YouTube Kraton Jogja


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah