Sejarah Geger Sepei dari Perspektif Sesepuh Jawa, Peristiwa Penyerangan dan Penjarahan di Keraton Yogyakarta

- 26 Juni 2022, 09:37 WIB
Prasasti Geger Sepei
Prasasti Geger Sepei /tangkapan layar kebudayaan.jogjakota.go.id/

Pada hari kedua penyerangan itu yaitu tanggal 21 Juni 1812 keraton Yogyakarta jatuh.  Tentara Inggris lalu menahan Sultan Hamengku Buwono II. Kemudian beliau diasingkan. 

Sedangkan keraton Yogyakarta dijarah. Akibatnya keraton Yogyakarta menderita kerugian besar. Sejumlah besar pusaka keris, uang, naskah kuno dan perhiasan dijarah pasukan Inggris. Sampai tahun 2022 ini baru sebagian kecil yang dikembalikan.

Ada dua versi mengenai nama Geger Sepei. Sebuah versi mengatakan bahwa nama Sepei adalah ucapan Jawa dari nama Sepoy. Ini adalah nama kesatuan tentara Inggris yang anggotanya adalah orang India. Saat itu India memang jajahan Inggris, jadi banyak anggota pasukannya berasal dari India.

Baca Juga: Benarkah? V BTS Disebut Sengaja Hindari dan Abaikan Penggemar saat di Paris, Alasannya Diduga karena Ini

Meskipun demikian ada sebuah versi lain. Seorang sesepuh mengatakan bahwa istilah Geger Sepei berasal dari nama komandan pasukan penyerang. Namanya adalah Robert Rollo Gillespie. Nama keluarganya inilah yang diucapkan Sepei oleh lidah Jawa.

Sedangkan kata geger dalam bahasa Jawa artinya dalam bahasa Indonesia adalah huru hara atau kegemparan.

Sesungguhnya dalam bahasa tulis lebih tepat kalau dituliskan dengan memakai ejaan Perancis. Jadi ditulis gègèr dan bukan geger. Hal ini penting diketahui karena tulisan geger dalam bahasa Jawa artinya punggung kalau dalam bahasa Indonesia.

Itulah sepintas kisah tentang Gègèr Sepei yang pernah terjadi di Yogyakarta pada 20 Juni 1812.***

 

Halaman:

Editor: Inung R Sulistyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah