Ternyata Ini Makanan dan Tradisi Khas Kazakhstan di Bulan Syawal, Apa Saja?

- 25 Mei 2022, 14:03 WIB
Ilustrasi tradisi khas Kazakhstan pada bulan syawal
Ilustrasi tradisi khas Kazakhstan pada bulan syawal /Pixabay / Mohammed Hassan.

BERITASUKOHARJO.com - Seperti diketahui, Syawal masih berlangsung hingga 31 Mei 2022 mendatang.

Tidak dimungkiri pula bahwasanya bulan Syawal dianggap banyak orang masih lekat dengan suasana Idul Fitri.

Di berbagai daerah maupun negara, terdapat beragam makanan dan tradisi khas yang dilakukan khusus di bulan Syawal.

Hal itu turut berlaku dengan negara Kazakhstan yang juga ternyata punya makanan dan tradisi khas super unik.

Baca Juga: Benarkah Jung Kyung Ho Bersiap Menikah dengan Sooyoung Girls Generation?

Adapun hal tersebut diungkapkan oleh Dr. Fadjroel Rachman yang merupakan Duta Besar Republik Indonesia untuk Kazakhstan.

Dilansir BeritaSukoharjo.com dari siaran pers Clubhouse via Antara pada Rabu, 25 Mei 2022, salah satu makanan khas Kazakhstan di bulan Syawal sekaligus dalam momen Idul Fitri adalah sup daging kuda.

Namun, sup daging kuda tersebut tidak dimakan seperti itu saja, melainkan biasanya dimakan bersama roti.

Baca Juga: Rumor Kencan Jennie BLACKPINK dan V BTS Tak Kunjung Dikonfirmasi, Penggemar Buat Foto Editan sebagai Dukungan

Hidangan daging kuda dengan roti itu pun diketahui menjadi masakan dan makanan favorit unik khas Kazakhstan.

Selain makanan, ada pula minuman khas Kazakhstan di bulan Syawal yang bernama "khumis", yaitu fermentasi susu kuda.

Sebagai informasi, Kazakhstan ternyata belum mengenal santan sehingga untuk menyiasatinya, koki Indonesia di sana menggunakan kacang tanah.

Kacang tanah tersebut dicampur air dan bumbu lainnya sampai rasa dan teksturnya mirip dengan santan.

Baca Juga: 12 Tempat Wisata Populer di Sekitar Malioboro, Nomer 12 Ikon Khas Yogya yang Sayang untuk Dilewatkan

Nah, makanan dan minuman sudah. Selanjutnya adalah pembahasan soal tradisi khas Kazakhstan di bulan Syawal.

Hal itu disampaikan Dubes RI untuk Kazakhstan. Ia berbagi pengalaman saat dirinya menjalankan ibadah puasa dan merayakan Idul Fitri di Nur-Sultan, Ibu Kota Kazakhstan.

Kata Fadjroel, masyarakat Kazakhstan umumnya berpuasa hingga 17 hingga bahkan 19,5 jam sehari.

Hal itu terjadi apabila Ramadan jatuh pada musim panas karena pada momen tersebut periodenya lebih lama dari periode puasa 12 jam di Indonesia.

Baca Juga: Kecamatan Nguter, Sukoharjo, Lokasi Tepat untuk Cicipi Jamu Tradisional

Lebih lanjut mengenai tradisi, Fadjroel mengungkap bahwa biasanya ia hanya menggelar acara virtual.

Pemerintah di sana diketahui tidak mengeluarkan pengumuman resmi untuk Ramadan dan bahkan tidak ada hari libur resmi untuk Idul Fitri.

Dampaknya, tradisi seperti takbir di jalanan seperti di Indonesia tidak ditemukan di sana, melainkan hanya di masjid-masjid tanpa pengeras suara.

Itu karena meskipun penduduk Kazakhstan 70 persen adalah Muslim, tetapi terdapat pemisahan jelas antara urusan agama dan negara. ***

Editor: Inung R Sulistyo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x